JAKARTA, AKURATNEWS.co – Insiden pengeroyokan terhadap pendukung pasangan Ganjar-Mahfud terjadi di Maguwoharjo,, Sleman Yogyakarta pada Minggu (24/12). Pelakunya berinisial RK (19) dan MEH (17) yang merupakan warga Sleman sudah diamankan polisi.

Korban bernama Muhandi Mawanto yang tewas setelah koma selama empat hari di RSPAU Harjo Lukito.

Berdasarkan keterangan, pelaku pengeroyokan berjumlah empat orang, dan dua di antaranya masih buron. Salah satu pelaku adalah seorang anak yang masih di bawah umur. Mereka diduga merupakan oknum simpatisan dan pendukung dari pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo-Gibran yang menggunakan atribut Gerakan Pemuda Kabah (GPK) yang merupakan underbow PPP.

Para pelaku pengeroyokan adalah massa yang sebelumnya mengikuti acara yang diselenggarakan Barisan Pemuda Bersama Gibran (BAPER) DIY yang mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Prabowo-Gibran, Minggu (24/12).

Soal insiden ini, Juru Bicara Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Hasreiza  menyebut, seharusnya kompetisi dalam kontestasi politik tak perlu melibatkan kekerasan yang berujung pada bentrok fisik.

“Bentrok fisik seperti itu sangat berbahaya dan berpotensi memancing hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat dari kedua belah pihak. Seharusnya kontestasi politik diletakkan dalam kompetisi ide dan gagasan,” ujar Reiza, Minggu (31/12).

Pihaknya juga menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban dan mengecam aksi kekerasan tersebut apapun motif bentroknya.

“Jika motifnya persaingan dalam pemilu, hal seperti itu sangat tidak diperlukan selama pemilu berlangsung dengan adil, jujur dan transparan. Apalagi ini adalah amanat konstitusi untuk mewujudkan demokrasi yang sehat di negeri ini,” lanjut pria yang akrab disapa Reiza Patters itu.

Dirinya mengimbah kepada aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus ini seterang-terangnya serta menerapkan hukum seadil-adilnya dan menangkap tersangka pelaku kekerasan tersebut.

“Polisi harus bertindak cepat dan tegas dalam mengungkap kasus ini agar tidak berlarut-larut dan menjadi konflik berkepanjangan. Jangan sampai proses pemilu terganggu karena hal-hal tidak bertanggung jawab seperti ini,” pungkasnya. (NVR)

By Editor1