SITUBONDO, AKURATNEWS – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah menyelenggarakan kegiatan dengan tema yang diangkat Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Timur.
Dalam seminar tersebut terdapat tiga pembicara yang mumpuni pada bidangnya, Sy. Anas Thahir (Anggota Komisi IX DPR RI), Drs. H. Moh Imam Darmaji, M.Si (Kadis DP3AP2KB Kabupaten Situbondo) dan Uni Hidayati, S.T., MM (Koordinator Bidang Dalduk BKKBN Provinsi Jatim).
Selain itu, terdapat tuan rumah yang memberikan sambutan, yakni M. Faisol, M.Pd.i (Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo). Seminar ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 24 Desember 2022 secara tatap muka. Terdapat sebanyak 155 peserta hadir secara langsung.
Kegiatan ini merupakan dukungan BKKBN terhadap strategi pemerintah dalam percepatan penurunan Stunting yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Kegiatan tersebut memiliki beberapa tujuan di antaranya adalah Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, remaja dan masyarakat terhadap Program Bangga Kencana serta Percepatan Penurunan Stunting dengan integrasi edukasi secara efektif, konvergen dan terintegrasi melalui komitmen penentu kebijakan (Stakeholders) dan pemangku kepentingan (mitra kerja) dengan melibatkan lintas sektor di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota. Kegiatan ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Sambutan diawali oleh M. Faisol selaku anggota DPRD Kabupaten Situbondo, beliau menjelaskan bahwa stunting dan KB sangat penting agar masyarakat tetap memiliki kualitas yang baik dan sehat sejahtera. Beliau menyampaikan bahwa Kabupaten Situbondo masih memiliki angka stunting yang cenderung masih tinggi. Oleh karena itu, beliau mengatakan sangat siap untuk berjuang bersama untuk menanggulangi permasalahan stunting ini, khususnya di Kabupaten Situbondo.
Sesi sambutan sekaligus membuka acara secara langsung oleh Sy. Anas Thahir yang menjabat sebagai Anggota Komisi IX DPR RI. Dalam paparannya, Anas Thahir menjelaskan bahwa KIE adalah komunikasi, informasi dan edukasi bagaimana memberikan informasi kepada masyarakat terkait program yang dijalankan oleh BKKBN yaitu program bangga kencana.
Sy. Anas Thahir juga berharap agar kedepannya, bayi yang lahir bisa terbebas dari stunting, lahir dalam keadaan sehat, tumbuh dan berkembang sebagai generasi yang sehat. “Hal ini disebabkan agar Indonesia di umurnya yang ke-100, bisa menjadi bangsa yang maju dan tumbuh. Salah satu syarat untuk membangun bangsa yang maju adalah generasi muda yang sehat”, lanjut Sy. Anas Thahir.
Selain itu, bapak Sy. Anas Thahir juga mengatakan “Salah satu masalah yang harus di selesaikan di usia Indonesia yang sudah mau menginjak 100 tahun adalah bagaimana kita bisa menekan angka stunting serendah mungkin, bila hari ini angka stunting kita masih di angka 24 persen, kita ingin di tahun 2024 nanti, kita bisa menekan angka stunting sampai dengan 14 persen.”
Beliau menjelaskan bahwa stunting ini ada 3 periode masa-masa krusial, dimana pada masa-masa ini, kita bisa menghindari stunting.
Adapun periode pertama adalah masa pra-nikah. Dimana dalam masa ini, para calon penganten di haruskan untuk melakukan cek Kesehatan 2-3 bulan sebelumnya, dan juga di perhatikan dari sisi usianya.
Sebaiknya jangan menikah bila wanita belum berusia 21 tahun, dan pria 25 tahun. Periode kedua yang juga krusial adalah periode kehamilan. Dalam fase ini, kemampuan si ibu dalam kehamilan sangat mempengaruhi Kesehatan bayi nantinya.
“Oleh karena itu, si ibu juga harus mengerti tentang ilmu gizi. Dan periode yang terakhir adalah periode pengasuhan. Tahapan-tahapan ini perlu untuk di perhatikan, dan bisa sadar sedini mungkin agar bisa terhindar dari stunting,” katanya.
Selanjutnya adalah paparan materi oleh Uni Hidayati, S.T., MM selaku Koordinator Bidang Disduk BKKBN Provinsi Jatim. Dalam pemaparannya, pertama-tama beliau menjelaskan terkait dengan definisi stunting. Yang mana stunting dapat dipahami sebagai kekurangan gizi kronis yang di tandai dengan tinggi dan panjang tubuh anak tidak sesuai dengan anak seusianya.
Uni dalam paparannya beliau mengatakan bahwa permasalahan stunting ini harus menjadi perhatian yang sangat serius, karena anak yang tumbuh dengan stunting, akan cenderung tidak produktif.
Hal ini akan mengakibatkan anak-anak yang tumbuh dengan stunting bisa menjadi beban pembangunan. Berangkat dari itu, kami dari BKKBN bekerja dengan berbagai lintas sektor pemerintah, swasta dan lainnya guna menekan angka stunting tersebut.
Dalam paparannya, Uni juga mengungkap angka stunting secara nasional. Dimana di Indonesia sendiri masih ada sebanyak 24% dan di Jawa Timur ada 23,5% sedangkan di kabupaten Situbondo sendiri, 23,7%.
Adapun target yang di tetapkan oleh Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting sebesar 14% di tahun 2024. Angka tersebut dikatakan oleh Uni Hidayati merupakan angka yang sangat berat bila BKKBN bekerja sendiri.
Oleh karena itu, diperlukan juga sinergitas beberapa pihak guna mewujudkan target tersebut. Mitra utama BKKBN adalah DPR-RI komisi 9 yang senantiasa membantu dalam program Bangga Kencana. Program Bangga Kencana merupakan pembangunan keluarga berencana.
Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Imam Darmaji, beliau mengatakan bahwa salah satu penyebab masih tingginya angka stunting di Indonesia, khususnya di kabupaten Situbondo ini adalah masyarakat masih banyak yang kurang paham terkait dengan stunting itu sendiri.
“Berangkat dari itu, kegiatan hari ini sangat penting untuk terus dilaksanakan, agar masyarakat bisa paham dan menerapkan secara total agar bisa terhindari dari stunting” lanjut Imam Darmaji.
Beliau melanjutkan, di kecamatan Jatibanteng ini ada dua lokus stunting di tahun 2022, yakni Desa Semambung dan Desa Kembang Sari. Dimana di desa tersebut, angka stuntingnya masih tinggi. Imam Darmaji mengatakan hal ini harus menjadi perhatian bersama agar sama-sama bisa menurunkan angka stunting ini.
Setelah paparan materi dari ketiga narasumber, moderator membuka sesi kuis. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Adanya acara ini diharapkan masyarakat dapat memiliki pengetahuan terhadap stunting dan mampu menerapkannya sebagai dukungan kepada pemerintah untuk mewujudkan percepatan penurunan stunting.