Oleh: Anggawira, Sekjen HIPMI

JAKARTA, AKURATNEWS.co – Salah satu tujuan luhur berdirinya negara ini, yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa.”

Amanat konstitusional inilah yang kini mendapat penekanan kuat dari Presiden Prabowo Subianto pada tahun pertama pemerintahannya.

Pidato Presiden di Sidang Kabinet Paripurna, 20 Oktober 2025, menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya program sektoral, tetapi strategi nasional untuk memutus rantai kemiskinan sekaligus menyiapkan SDM unggul.

Pendidikan sebagai Investasi Peradaban

Program Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, Sekolah Integrasi, IFP, dan MBG adalah bentuk konkret upaya negara untuk mewujudkan tujuan besar tersebut. Sekolah Rakyat hadir untuk memberi akses pendidikan bagi anak-anak termiskin, sekaligus memutus rantai kemiskinan struktural.

Sekolah Garuda berfungsi mencari dan mengembangkan anak-anak jenius Indonesia agar bisa bersaing di universitas kelas dunia.

Sekolah Integrasi dan teknologi Interactive Flat Panel (IFP) melengkapi ikhtiar pemerataan kualitas pendidikan, memastikan tidak ada lagi jurang besar antara desa dan kota.

SDM sebagai Fondasi Kemandirian Bangsa

Sebagai Sekjen HIPMI, saya melihat arah kebijakan ini sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045: pembangunan manusia sebagai fondasi kemandirian bangsa.

Kekuatan ekonomi, daya saing industri, hingga ketahanan nasional semuanya bertumpu pada kualitas SDM.

Pendidikan yang merata, inklusif, dan modern akan menghasilkan generasi yang bukan hanya pintar, tetapi juga berkarakter, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Ekosistem yang Kondusif untuk Tumbuhnya SDM Terbaik

Namun, pendidikan formal hanyalah satu sisi. Yang juga penting adalah ekosistem kondusif agar SDM unggul bisa tumbuh dan berkembang. Ekosistem itu mencakup:

1. Dunia usaha yang membuka ruang magang, riset, dan inkubasi kewirausahaan.
2. Pemerintah daerah yang mendukung inovasi lokal, bukan sekadar proyek infrastruktur.
3. Perguruan tinggi yang menjadi pusat kolaborasi riset dan pengembangan teknologi.
4. Keluarga dan komunitas yang menumbuhkan budaya belajar dan kerja keras.

HIPMI percaya, jika ekosistem ini dibangun secara solid, maka anak-anak bangsa yang lahir dari Sekolah Rakyat maupun Sekolah Garuda akan punya ruang aktualisasi yang nyata di dunia kerja, bisnis, dan industri.

Kolaborasi Dunia Usaha dan Pemerintah

Pendidikan bukan hanya urusan pemerintah. Dunia usaha pun punya tanggung jawab moral dan strategis. HIPMI, misalnya, siap bersinergi dalam menciptakan link and match antara pendidikan dan kebutuhan dunia kerja.

Kami mendorong model kemitraan yang memberi kesempatan bagi generasi muda untuk berinovasi, membangun usaha, dan menjadi penggerak ekonomi nasional.

Penutup

Dengan menempatkan pendidikan sebagai prioritas, Presiden Prabowo sesungguhnya sedang menunaikan salah satu tujuan utama berdirinya bangsa ini. HIPMI menyambut langkah tersebut sebagai investasi peradaban, bukan sekadar program jangka pendek.

Mencerdaskan kehidupan bangsa berarti memberi kesempatan terbaik bagi setiap anak Indonesia untuk meraih masa depan.

Tugas kita bersama adalah memastikan bahwa kebijakan ini tidak berhenti di atas kertas, tetapi benar-benar melahirkan ekosistem yang memungkinkan SDM unggul tumbuh, berkembang, dan memimpin. / Ib.

By Editor1