JAKARTA, AKURATNEWS.co – Upaya pelestarian warisan budaya Nusantara kembali mendapat sorotan. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menerima kunjungan Lembaga Pemangku Adat Jayakarta dan Budayantara di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama antara pemerintah dan lembaga adat untuk menjaga identitas budaya bangsa.
Dalam pertemuan tersebut, hadir sejumlah tokoh adat dan budaya, di antaranya Pangeran Ratu Jayakarta IX, R.B.H. Abi Munawir Al Madani Mertakusuma (Pangeran Abi), Bang Boim (M. Ridwan), Sukirno, G.K.R. Sekar Arum Dewi Intan, K.H. Abi Kholaq, Masdjo Arifin, dan Yayok Abidin.
Dari pihak Kementerian, Fadli Zon didampingi oleh pejabat eselon dan staf khusus seperti Syamsul Hadi, Prof. Agus Mulyana, B.R.A. Putri Woelan Sari Dewi, M. Taupan Ichsan Tuarita, dan Rani Bandawati.
Manuskrip “Al Fatawi” Sebagai Jejak Peradaban Jayakarta
Salah satu agenda utama dalam pertemuan ini adalah pemaparan manuskrip bersejarah bertajuk “Al Fatawi” oleh Pangeran Abi. Manuskrip tersebut diyakini sebagai peninggalan penting dari masa kejayaan Peradaban Jayakarta, yang menyimpan nilai historis dan spiritual tinggi bagi Indonesia.
Pangeran Abi juga memaparkan perjalanan sejarah serta silsilah Jayakarta sebagai warisan budaya yang perlu terus digali dan dilestarikan. Ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan dalam memastikan keaslian dan perlindungan terhadap artefak berharga tersebut.
Menanggapi hal itu, Menteri Fadli Zon menyampaikan apresiasinya. Ia menegaskan pentingnya pendekatan ilmiah dan konservasi profesional untuk menjaga keotentikan manuskrip warisan leluhur.
“Kami sangat menghargai inisiatif ini. Manuskrip Al Fatawi perlu segera diuji laboratorium untuk memastikan keotentikannya agar warisan leluhur ini dapat dijaga dan dilestarikan secara ilmiah,” ujar Fadli Zon.
Gerakan Sadar Budaya 2025 dan Kolaborasi Lintas Daerah
Selain membahas manuskrip bersejarah, Masdjo Arifin memaparkan sejumlah program kerja Lembaga Pemangku Adat Jayakarta dan Budayantara, salah satunya Gerakan Sadar Budaya 2025. Program ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Kebudayaan Nasional 26 Oktober 2025, yang diinisiasi oleh Budayantara TV, Pangeran Abi (Jayakarta IX), Kutai Mulawarman (YM Maharaja Prof. Dr. Iansyah Reza), serta Sesepuh Pajajaran Raden Sany Wijaya Nata Kusumah, penerima Satya Lencana Kebudayaan RI 2021.
Gerakan ini bertujuan mengajak masyarakat untuk lebih mengenal akar budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi fondasi jati diri bangsa.
Festival Jayakarta dan film sejarah “Al Hajj Fatahillah”
Dalam kesempatan yang sama, lembaga adat Jayakarta juga tengah menyiapkan Agenda Rutin Haul Agung Jayakarta dan Festival Peradaban Adat Jayakarta. Selain itu, mereka berencana memproduksi film sejarah berjudul “Al Hajj Fatahillah”, yang diharapkan menjadi media edukasi budaya bagi generasi muda.
Film tersebut akan mengangkat kisah berdirinya Jayakarta sebagai pusat peradaban Nusantara, sekaligus mengenang perjuangan tokoh-tokoh besar dalam sejarah Islam dan kebangsaan.
Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Syamsul Hadi, menyambut positif inisiatif ini.
“Kami berharap program-program ini dapat terus dikawal dan dikomunikasikan secara berkelanjutan. Gerakan Sadar Budaya 2025 bisa menjadi langkah awal yang konkret untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan lembaga adat,” ujarnya.
Sinergi untuk Memperkuat Identitas Budaya Nasional
Pertemuan ini menandai awal kolaborasi strategis antara Kementerian Kebudayaan dan Lembaga Pemangku Adat Jayakarta dan Budayantara. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya nasional, menjaga warisan sejarah Nusantara, dan menumbuhkan kesadaran budaya di tengah masyarakat modern.
Dengan dukungan pemerintah, pelestarian warisan leluhur seperti manuskrip Al Fatawi dan kegiatan berbasis adat diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi penguatan karakter bangsa di masa depan./Agn.
