BOGOR, AKURATNEWS – Sabtu malam terasa cerah di Hopeland, Cijeruk, Bogor. Malam ini sempurna dengan keindahan suasana kerlap kerlipnya kota Bogor dari kaki gunung Salak yang sulit dibingkai dalam sekadar untaian kalimat.

Atas pertimbangan inilah maka komunitas Pers Gas Tipis-tipis (PGTT) memilih Hopeland sebagai lokasi turing kelima guna memberikan atmosfir berbeda sebagai tempat pelepas kelelahan fisik dan kepenatan pikiran dari kesibukan keseharian bekerja.

“Hopeland berbeda dengan banyak tempat yang kami sudah singgahi selama ini,” ujar Ketua PGTT, Antonius Bramantoro, Sabtu (28/1) malam.

Jurnalis yang biasa disapa Ino, bersama 20-an rekannya yang tergabung dalam PGTT pada Sabtu dan Minggu (29/1) akhirnya berkesempatan mengunjungi Hopeland Camp. Puluhan wartawan yang terdiri dari di antaranya, Fitriawan Ginting, Aditya Saputra, Chairul Fikri, Thomas Manggala, Yazid, Erie, Iris Riswoyo, Ihsan, Wempi Fauzi, Husni, Fajar, Martin, suami-istri Ismanto dan Nana, serta Isty Regita yang merupakan komunitas wartawan peliput olahraga, hiburan dan metropolitan ini terpukau dengan suasana yang melingkupi kawasan wisata dan healing ini.

Sebelum malam tiba, mereka bisa melihat Gunung Pangrango dan Salak, serta datangnya kabut yang menutup pemandangan. Saat senja berlalu, panorama pendar sinar lampu di kejauhan begitu memukau. Hal ini seolah menjadi pengobat tingginya adrenalin usai menempuh jalan yang menantang saat menuju lokasi.

“Bogor di sana, Puncak di sana,” kata Hendrata Yudha, sang owner seraya menunjukkan tangannya.

Pria yang akrab disapa Tata ini membangun Hopeland Camp setelah melepas kesibukannya sebagai pekerja media. Ia mengaku senang dengan kehebohan kru PGTT, yang beberapa di antaranya dikenal baik.

Hopeland Camp yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak masih dihuni satwa liar seperti Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Kukang (Nycticebus javanicus), berbagai jenis kodok endemik dan Macan Kumbang (Panthera pardus melas). Hampir setiap pagi hari wisatawan dapat melihat Elang Jawa ini terbang melayang di atas Hopeland mencari makan.

“Elang Jawa itu satwa identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda, cirinya ada buntut di kepalanya,” jelas jelas Umi Khulsum Ph.D, CEO Hopeland Resort.

Dengan cuaca yang dingin mencapai 15-25 derajat Celcius, Hopeland Camp telah menanam lebih dari 1.000 pucuk kopi dan sebagian sudah siap panen. Begitu juga dengan sayuran organik, ada yang dibudidayakan di dalam green house.

Selain bertanam berbagai jenis sayuran mulai dari Romen, Letucce, Salada, Kalee, Bawang Daun, Simak, Kacang Merah, Timun, Wortel, Labu, juga ditanam Kopi, Rosela (Java Mountain), Aren, Durian, Cengkeh, Mangga.

“Semua sayuran ini digunakan untuk sumber makanan kafe yang beroperasi. Jadi semua bahannya fresh dari kebun sendiri. Buah-buahan yang juga tersedia seperti Markisa, Murbai, Delima,” ujar Umi yang asli Solo itu.

“Kawasan edukasi pertanian organik, pengamatan hewan langka sekaligus tempat healing yang mengasyikkan, ” kata Umi.

Anda penasaran? Yuk coba healing di Hopeland Camp. Dijamin menantang, mengasyikkan, dan bikin heboh. (NVR)

By Editor2