JAKARTA, AKURATNEWS.co – Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Selasa (18/11) siang hingga sore kembali memicu banjir di sejumlah wilayah ibukota.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan, ada 42 RT terendam air, meningkat tajam dari belasan RT pada laporan sebelumnya.
Banjir tersebar di tiga wilayah: Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, dengan ketinggian air mencapai 90 cm.
Kendati puluhan RT terdampak, BPBD memastikan tidak ada warga yang mengungsi.
Berikut Wilayah Terdampak dan Ketinggian Air:
Jakarta Barat (9 RT)
- Kelurahan Kedaung Kali Angke – 8 RT
- Ketinggian: 70 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi
- Kelurahan Joglo – 1 RT
- Ketinggian: 50 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi
Jakarta Selatan (18 RT)
- Kuningan Barat – 7 RT
- Ketinggian: 85 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi
- Pela Mampang – 9 RT
- Ketinggian: 40 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut
- Pancoran – 1 RT
- Ketinggian: 30 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi
- Bukit Duri – 1 RT
- Ketinggian: 40 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi
Jakarta Timur (15 RT)
- Lubang Buaya – 4 RT
- Ketinggian: 90 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi
- Cipinang Muara – 2 RT
- Ketinggian: 70 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi & luapan Kali Sunter
- Tengah – 1 RT
- Ketinggian: 40 cm
- Penyebab: Curah hujan tinggi
- Cipinang Melayu – 8 RT
- Ketinggian: 50 cm
- Penyebab: Luapan Kali Sunter
Meski BPBD mencatat penyebab utama adalah curah hujan tinggi, sejumlah faktor lain diduga memperburuk genangan yakni:
1. Luapan Kali Krukut dan Kali Sunter
Dua sungai ini menjadi titik rawan banjir saban hujan deras. Debit air meningkat cepat dan meluber ke permukiman sekitar, terutama di Pela Mampang serta Cipinang Muara dan Cipinang Melayu.
2. Sistem Drainase yang Masih Rentan
Beberapa kawasan seperti Kuningan Barat, Lubang Buaya, dan Kedaung Kali Angke dikenal sebagai area dengan drainase yang belum optimal. Kombinasi intensitas hujan tinggi dan saluran yang tidak mampu menampung debit air sering memicu genangan cepat.
3. Permukaan Tanah yang Menurun dan Terbatasnya Daerah Resapan
Kawasan Jakarta Selatan dan Timur memiliki sejumlah area yang mengalami penurunan permukaan tanah (land subsidence). Di sisi lain, alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman padat membuat air hujan tak mampu meresap dengan baik.
Sementara itu, pohon tumbang, longsor hingga banjir terjadi juga di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) usai hujan deras beserta angin kencang.
Batang pohon berukuran besar melintang di tengah Jalan Raya Ciater, Serpong mengadang arus lalu lintas.
Staf Pusat Data dan Informasi BPBD Kota Tangsel, Sutrisno mengatakan, selain pohon tumbang terdapat 18 titik lokasi genangan banjir di Tangsel.
Hujan lebat yang mengguyur Kota Tangsel merata menyebabkan jalan hingga rumah warga terendam.
“Titik lokasi terparah di Kampung Masjid Tanah Tingal RT 002, 05 RW 03, Kelurahan Jombang, Ciputat. Tinggi jika air antara 20 sentimeter hingga 1,4 meter berdampak terhadap 140 kepala keluarga,” kata Sutrisno, Selasa (18/11).
Banjir juga mengepung Jalan Kemuning Maharta RW 09, Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren dengan tinggi muka air genangan mencapai 30 hingga 80 sentimeter. Ada 390 kepala keluarga terdampak langsung.
“Kedua lokasi tersebut masih tergenang, sedangkan titik lokasi yang lain berangsur surut,” terang Sutrisno.
Ia juga menyebut, dua lokasi tanah longsor. Pertama di Blok D Perumahan Amarapura RT 006 RW 05 Kelurahan Kademangan, Setu. Tembok belakang rumah warga berdiameter 30 meter rusak.
Tanah longsor kedua juga terjadi di Jalan Angsana 2 RT 001 RW 26, Kelurahan Pamulang Timur, Pamulang. Tembok tanggul empat rumah warga rusak.
BPBD Jakarta dan Tangsel menyebut seluruh jajaran kelurahan telah dikerahkan untuk pemantauan lapangan, termasuk memastikan pompa-pompa stasioner berfungsi optimal.
Petugas juga mengimbau warga agar menghindari area banjir untuk mengurangi risiko terseret arus, mengamankan barang berharga ke tempat tinggi dan melaporkan genangan baru melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI) atau kanal resmi BPBD. (NVR)
