JAKARTA, AKURATNEWS – Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar mulai hari ini Kamis 16 Februari 2023 di Hotel Shangri La Jakarta. Agenda utamanya adalah pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.
Ada empat calon ketua umum yang akan bertarung memperebutkan kursi orang nomor satu di PSSI. Sementara untuk jabatan wakil ketua umum bakal diperebutkan 16 nama dan ada 29 nama untuk calon anggota exco.
Diantara para calon Ketum PSSI terdapat nama-bama yang sudah tidak asing lagi di dunia olahraga, khususnya sepak bola, seperti La Nyala Mattalitti dan Eric Thohir. Menariknya ada nama Menpora Zainudin Amali yang ikutan dalam konestasi menjadi wakil Ketua Umum PSSI.
Baca Artikel Lainnya: KLB PSSI Digelar hari Ini, Berikut Susunan Acaranya
Dari beberapa calon Ketua Umum ini, siapakah yang palin pas untuk memimpin PSSI kedepan?.
Berikut analisa dari komentator kondang Kesit B Handoyo yang juga menjabat Sekretaris Umum di PWI DKI jakarta ini.
PSSI Kalau bicara background dari kelima calon yang ada itu memang rata-rata punya background di olahraga. Misalnya pak Erick, memang walaupun basicnya bukan bola tapi beliau kan orang olahraga, dia pernah KOI, kemudian beliau menggeluti basket, pernah jadi Presiden Inter.
Kemudian pak La Nyalla Mattalitti juga pernah tugas sebagai ketum PSSI, Arief Wicaksono juga tokoh muda yang menurut saya punya banyak gagasan gitu ya, dan ini kan bukan yang pertama kali si Arief maju jadi ketua. Kemudian ada Bung Doni Setiabudi ya, tokoh muda juga yang menurut saya punya kapabilitas untuk mengurus sepak bola karena dia punya area pembinaan lah ya di bandung, kan dia punya lapangan bola, dia punya liga yang di Bandung yang dibuat.
Baca Artikel Lainnya: Kasad Resmikan Kawasan Agrowisata Tekno 44
Ya artinya dari sisi kapasitas semuanya menurut saya memenuhi persyaratan, cuma kan memang pekerjaan rumah di PSSI itu sangat luar biasa beratnya karena memang pondasi kita nih masih rapuh gitu ya. Kalau misal masyarakat itu seperti pesimistis, saya pikir wajar-wajar saja ya untuk melihat siapa nanti sosok yang pantas memimpin PSSI.
Tapi ya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, yang lima ini memang sudah siap maju yakan, punya pengalaman masing-masing, punya kelebihan masing-masing, ya kemudian nanti bagaimana konsep-konsep yang mereka bawa untuk mengembangkan atau memajukan sepakbola Indonesia.
Kan dia nanti juga enggak sendiri ya, kan nanti ada eksekutif komite yang juga harus mendampingi dia dan itu harus orang-orang yang betul-betul punya kapasitas juga gitu. Kita enggak tahu nih yang 12 nanti siapa, karena kan calon exco ini banyak, nah belum tahu nantinya siapa yang bakal terpilih yang 12 orang itu.
Baca Artikel Lainnya: Lucky Hakim Mundur Dari jabatan Wakil Bupati Indramayu
Walau pun dalam statuta di FIFA tidak ada larangan ya bahwa, seorang pejabat negara kemudian boleh mencalonkan diri atau tidak boleh, artinya kan tidak ada aturan yang menyebutkan mereka tidak boleh. Tapi kalau kita lihat masuknya orang-orang pemerintah, ada Erick Thohir bahkan ada wakil menteri dalam negeri juga kan untuk jabatan wakil ketua umum, ada ketua DPD Pak La Nyalla, bahkan Menpora juga rela turun kelas gitu ya dari seorang menteri dia rela untuk fight jadi wakil ketua umum, ya saya pikir secara enggak langsung itu sudah ada intervensi dari pemerintah, cuma mainnya cantik gitu loh.
Ya sekarang gini, kalau misalkan calonnya itu orang-orang pemerintah, berhadapan dengan pejabat negara, pastikan ada rasa sungkan. Beda kalau misalnya ketemunya dengan Arief yang jadi calon ketua umum, atau dengan Dony atau Pak Farry Francis atau Pak Gede misalnya, pasti kan beda.
Ketika Anda di undang menteri gitu, pastikan Anda sungkan, mau enggak mau kan jabatan yang melekat itu mengganggap psikologis, apalagi kemudian diinstruksikan, secara enggak langsung, pastikan ada rasa sungkan. Ya sebenarnya ini yang saya sebut ada intervensi dalam tanda kutip gitu loh. Intervensi secara enggak langsung gitu.
Kalau kita lihat, dari problem-problem yang ada dari sepak bola Indonesia, ya memang sebenarnya kan pemerintah pengen masuk ya kan, dari berbagai persoalan yang ada pemerintah sebenarnya pengen masuk cuma kan enggak bisa.
Baca Artikel Lainnya: Richard Eliezer Divonis 1 tahun 6 Bulan
Nah caranya bagaimana? Caranya dengan yang sekarang begini, ada pemilihan ikut, gitu loh. Dan diharapkan pada saat KLB ini mereka bisa masuk ke sana, ya mungkin nanti akan lebih mudah, misalnya, ini kan ada Inpres (Instruksi Presiden) nih sejak tahun 2019 umurnya udah empat tahun itu kan enggak jalan-jalan, padahal kan Inpres itu melibatkan 15 kementerian, termasuk TNI Polri di situ.
Tidak ada PSSI di dalamnya karena kan ini instruksinya ke kementerian, PSSI kan stakeholder yang harus dirangkul sama Kemenpora, kan begitu. Yang jadi mitranya Kemenpora ya PSSI, makanya ada Menpora di situ.
Memang kalau di Inpres dia tidak bisa dimasukkan karena dia bukan bagian dari pemerintah karena kan instruksi presiden itu bisa diberikan kepada menteri-menterinya.
Baca Artikel Lainnya: XL Axiata Raih Penghargaan CIO100 Asean 2022
Nah Menpora bagiannya untuk merangkul ke PSSI kan gitu. Jadi kalau misalnya ada keinginan pemerintah untuk cepat-cepat menjalankan inpres ini, ya sebenarnya sudah bisa ditebak sih arahnya. Ya memang sudah bisa ditebak. Karena kan nanti ketika sudah masuk Inpres ini bisa terwujud, jadi kalau sampai enggak terwujud juga ya menurut saya kebangetan.
Jadi sekali kagi memang secara enggak langsung, intervensi pemerintah itu, saya melihat ada, sebenarnya kelihatan banget, cuma karena tidak ada aturan yang melarang bahwa seorang pejabat negara tidak boleh ikut dalam konstelasi pemilihan ketua umum PSSI, ya mereka maju, maju saja.
Kalau misalnya, ada Menpora nih, minta PSSI ‘ini enggak bisa nih, ini harus gini’ nah itu enggak boleh. Misalnya pemerintah memaksakan diri untuk menaruh orangnya di sana itu enggak boleh. Jadi harus mengikuti prosedur yang berlaku, seperti ikut pemilihan, memenuhi persyaratan, menjalankan pemilihan, jadi begitu./Ib