Jakarta, Akuratnews.co- Setiap bulan November, rakyat Ukraina mengenang korban meninggal dalam rangkaian peristiwa Holodomor atau bencana kelaparan pada 1932-1933 yang diperkirakan memakan korban mencapai empat juta jiwa.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, H.E. Dr. Vasyl Hamianin menyatakan empat juta orang Ukraina meninggal kelaparan akibat pemaksaan kebijakan pertanian kolektif era Diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.
“Pemaksaan kebijakan pertanian kolektif era Diktator Uni Soviet, Joseph Stalin dimulai dengan razia makanan gelombang pertama terjadi pada Musim Dingin 1932 lampau. Satu per satu rumah dirazia oleh ‘brigade’ komunis,” tutur Doktor Ilmu Sejarah tersebut, Jumat (25/11).
Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus pada Rabu (23/11) bahkan membandingkan perang Rusia di Ukraina dengan “genosida mengerikan” pada 1930-an ketika pemimpin Soviet Josef Stalin memicu kelaparan di negara itu.
Berbicara di depan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus dalam audiensi mingguan, Paus menyebut “Holodomor”, atau kematian akibat kelaparan, yang menimpa jutaan orang Ukraina. “Mari kita berdoa bagi para korban genosida ini dan berdoa bagi begitu banyak orang Ukraina – anak-anak, perempuan dan orang tua – yang kini menjadi martir dari agresi.”
Selama ratusan tahun, bahasa Ukraina serta ekspresi kebudayaan dan identitas kebebasan Ukraina direnggut, awalnya oleh Kekaisaran Rusia dan kemudian oleh Soviet. Peristiwa Holodomor adalah upaya Stalin untuk mengumpulkan hasil pertanian dan membasmi gerakan nasionalis Ukraina yang berkembang.
Berbekal perintah Stalin, para pejabat komunis menyita makanan dan mencegah masyarakat yang hendak meninggalkan desa guna mencari pasokan pangan. Masyarakat yang terpaksa tinggal itu dihukum karena menolak pertanian kolektif paksa.
Tidak hanya Ukraina, berbagai wilayah kekuasaan Uni Soviet menderita akibat kebijakan pertanian dan penindasan keji Stalin, tetapi Ukraina yang sejak lama menjadi lumbung gandum dan biji-bijian mencatat jumlah kematian terbanyak.
“Sejarah adanya genosida akibat kelaparan bahkan sengaja ditutup-tutupi Rusia secara resmi. Mahkamah Agung Rusia bahkan memerintahkan penutupan Memorial, LSM tertua Rusia yang berupaya mengungkap penindasan era Soviet,” tutur Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, H.E. Dr. Vasyl Hamianin.
Meski demikian, kenangan pahit akan Holodomor diabadikan oleh bangsa Ukraina di ruang bawah tanah Institut Sejarah Nasional di Kiev. Nuansa dingin dan gelapnya mewakili lenyapnya sejumlah tahanan tanpa jejak, termasuk mereka yang ditangkap pada waktu bencana kelaparan melanda.
“Keputusan Memorial, LSM tertua Rusia oleh Mahkamah Agung Rusia menunjukkan adanya kesadaran dan tanggung jawab kekejian bangsa Rusia. Karena sesungguhnya penindasan dan pertanian kolektif dilakukan secara tersistem,” pungkasnya./Blackmore