MOSKOW, AKURATNEWS.co – Sejak agresi Israel ke Gaza buntut serbuan Hamas pada 7 Oktober lalu, Rusia berulang kali mengkritik Israel karena kekejaman militernya terhadap warga Gaza, termasuk di Dewan Keamanan PBB.
Di saat bersamaan, Rusia juga menjadi tuan rumah bagi para pemimpin kelompok Hamas pada Oktober yang dinilai publik berkaitan dengan hubungan hangatnya dengan Iran. Seperti diketahui, Iran adalah sekutu Hamas.
Hubungan Rusia dan Iran sementara memang dekat, salah satunya terlihat dari drone-drone Iran yang digunakan Rusia untuk berperang dengan Ukraina.
Terkait hal ini, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu melancarkan protes kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin atas dukungan Rusia terhadap Palestina dan meminta gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina. Namun, Putin pun membalas protes Netanyahu itu dalam sebuah percakapan telepon.
Dalam percakapan telepon selama 50 menit, Netanyahu menyatakan ketidaksenangannya dengan dukungan Kremlin atas resolusi yang telah diveto Amerika Serikat itu.
“Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu) menyatakan kekesalannya atas sikap anti-Israel oleh perwakilan Rusia di PBB dan forum lainnya,” demikian pernyataan Kantor PM Netanyahu seperti dilansir The Times of Israel, Minggu (10/12).
Dalam pemungutan suara di New York, Jumat (8/12), AS membatalkan resolusi yang mendesak gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza menggunakan hak vetonya. Draf yang diajukan Uni Emirat Arab dan didukung 13 negara anggota itu terpaksa gagal diadopsi karena hal tersebut.
Lebih lanjut, dalam percakapan telepon Netanyahu dan Putin, PM Israel itu juga menyampaikan kritik tajam atas hubungan erat Rusia dan Iran.
Meski protes, Netanyahu juga menyampaikan apresiasinya kepada Putin mengenai upaya Moskow membebaskan Roni Krivoi, seorang warga berkewarganegaraan ganda Israel-Rusia yang disandera Hamas. Dia juga mendesak Putin untuk menekan Palang Merah Internasional yang dinilai tak bertindak banyak dalam membebaskan para sandera. (NVR)
 
                        
