Oleh: Irish Riswoyo
JAKARTA, AKURATNEWS – Setiap tanggal 9 Maret, kita peringati sebagai Hari Musik Nasional (HMN), namun demikian tidak sedikit yang belum tahu atau belum faham bagaimana proses lahirnya Hari Musik Nasional ini. Berikut saya sampaikan ulasan sejarah singkat lahirnya Hari Musik Nasional atau sekarang lebih populer dengan sebutan HMN.
Hari Musik Nasional (HMN) tidak lahir begitu saja. Proses perjalanan dan perjuangannya cukup panjang, butuh waktu sekitar hampir 12 tahun lamanya untuk memperjuangkan lahirnya Hari Musik Nasional. Bahkan sampai melewati masa pergantian 2 presiden, yaitu Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca Artikel Lainnya: Java Jazz Festival 2023 Akan Digelar Bulan Juni
Berbagai upaya telah ditempuh DPP PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia) era kepemimpinan Dharma Oratmangun, agar para pemusik atau insan musik memiliki hari yang spesial, yaitu Hari Musik Nasional.
Gagasan awal lahirnya Hari Musik Nasional dimulai Rapat Pleno DPP PAPPRI, diusulkan oleh Dharma Oratmangun agar Bangsa Indonesia dapat memiliki sebuah hari sebagai momentum untuk melihat sejauh mana Musik Indonesia mempunyai peran bagi Pembangunan Bangsa disemua aspek.
Usulan dan gagasan tersebut kemudian di formulasikan dalam rekomendasi Rakernas PAPPRI saat itu untuk nantinya ditetapkan di Kongres. Selanjutnya dari Kongres PAPPRI III tahun 1998, dan dikukuhkan lagi dalam Kongres PAPPRI ke IV tahun 2002, yang merekomendasikan serta menyepakati tentang perlunya penetapan sebuah hari yang berhubungan dengan musik, yaitu “Hari Musik Nasional”.
Baca Artikel Lainnya: NOXA FEST 2023 Akan Hadirkan 3 Band dari Polandia dan Digelar di Tempat Yang Lebih Besar
Dalam konggres tersebut, secara bulat disepakati bahwa dipilih tanggal 9 Maret dijadikan sebagai Hari Musik Nasional. Dipilihnya tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional.
Tentu bukan tanpa alasan, sebab pada tanggal 9 tersebut merupakan tanggal lahirnya komposer besar Indonesia yang menciptakan lagu Kebangsaan “ Indonesia Raya” yaitu Wage Rudolf Soepratman, yang mana melalui lagu tersebut mampu merekatkan keberagaman bangsa Indonesia ini.
Dasar lain yang dijadikan semangat untuk melahirkan Hari Musik Nasional oleh Dharma Oratmangun dan jajaran pengurus DPP PAPPRI adalah, pidato Bung karno di Lapangan Ikada Jakarta, yang mengutip penggalan lirik dari lagu Indonesia Raya yang berbunyi ” Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Raganya, Untuk Indonesia Raya”.
Jadi tagline dari Hari Musik Nasional waktu itu adalah ” Musik Sebagai Sarana Pembentukan Moral dan Karakter serta Jatidiri Bangsa didalam rangka Memperkokoh Ketahanan Nasional”. Materi ini juga yg kemudian menjadi tulisan Ilmiah Dharma ketika mengikuti Pendidikan Reguler LEMHANNAS PPRA 42.
Baca Artikel Lainnya: 53 Penampil Siap Meriahkan Hammersonic 2023 ‘Rise of The Empire’
Keja keras para Pengurus PAPPRI era kepemimpinan Dharma Oratmangun kala itu untuk meng-goal kan lahirnya Hari Musik Nasional memasuki babak baru. Pada tanggal 9 Maret 2003, Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu menjabat Menkopolkam membuka pergelaran perdana peringatan Hari Musik Nasional yang berlangsung di Ancol. Dimana waktu itu Alm Dodo Zakaria menjabat sebagai Ketua panitia dari acara tersebut.
Kemudian pada tanggal 10 Maret 2003 di Istana Negara Presiden R.I. Megawati Soekarno Putri mencanangkan tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional, yang dihadiri oleh seluruh pengurus DPP PAPPRI dan para insan musik Indonesia. Pada hari itu pula, lahirlah salam musik yaitu, Salam Musik Indonesia ‘Kita Semua Satu’. Jadi kalau ada ucapan salam musik Indonesia, maka dijawab dengan Kita Semua Satu.
PAPPRI pun berganti pucuk pimpinan, setelah selama 2 periode Dharma Oratmangun memimpin PAPPRI, maka pada konggres tahun 2012 di Jakarta, terpilih Ketua Umum yang baru, yaitu Tantowi Yahya, yang selanjutnya akan memimpin PAPPRI periode 2012-2017.
Baca Artikel Lainnya: Raup Uang 9 Triliun dari Robot Trading Crazy Rich Surabaya Wahyu Kenzo Ditetapkan Sebagai
Setelah sekian lama berproses, di era kepemimpinan Tantowi Yahya usaha untuk memperoleh pengakuan Hari Musik Nasional secara resmi melalui Keputusan Presiden (KEPPRES) terus diperjuangkan.
Selanjutnnya para pengurus PAPPRI yang terdiri dari, Tantowi Yahya, (Ketua Umum), John Maukar (Sekjen), Dharma Oratmangun (Penasehat), Rahayu Kertawiguna, Iga Mawarni dan jajaran pengurus PAPPRI lainnya melakukan audiensi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Alhasil usaha yang dilakukan jajaran PAPPRI kepemimpinan Tantowi berbuah manis. Tepat pada tanggal 9 Maret 2011 (bertepatan pula dengan disepakatinya tanggal 9 Maret 2013 sebagai Hari Musik Indonesia), akhirnya Presiden RI. Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani Surat Keputusan Presiden (KEPPRES) No.10 tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional. Maka sejak itulah secara resmi para insan musik Indonesia memiliki Hari Musik Nasional secara syah atau resmi.
Baca Artikel Lainnya: Salah Gunakan Izin Tinggal, Warga Rusia Didepeortasi Kantor Imigrasi Denpasar
Kini kita telah memiliki Hari Musik Nasional yang diperingati pada tanggal 9 Maret setiap tahunnya, tidak hanya oleh PAPPRI yang menginisiasi dan memperjuangkan lahirnya Hari Musik nasional, tetapi juga diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia, utamanya para musisi dan pelaku Industri musik.
PR besar selanjutnya bukan hanya di tangan PAPPRI selaku penggagas yang memperjuangkan hingga lahirnya Hari Musik Nasional. Tetapi lembaran putih dan isian alinea serta paragraf tentang Hari Musik Nasional selanjutnya adalah menjadi tanggung jawab kita semua sebagai insan musik Indonesia. Sebab Hari Musik Nasional ini lahir dan dipersembahkan untuk seluruh Bangsa Indonesia.
Maju atau mundurnya musik Indonesia, serta sejahtera atau terpuruknya insan musik Indonesia menjadi tanggung jawab kita bersama. Terutama para pelaku musik dan industrinya, dari hulu hingga hilir. ” Selamat hari Musik nasional”, Semoga membawa kesejahteraan dan kemaslahatan bagi kita semua.
Catatan: Penulis juga sekaligus saksi sejarah proses lahirnya Hari Musik Nasional. Sampai saat ini masih menjadi Pengurus DPP PAPPRI bidang Humas.