JAKARTA, AKURATNEWS – Mengusung konsep sederhana, mengajak generasi 90-an yang tumbuh pada awal 2000-an mengenang masa kecil dan masa remajanya, baik lewat musik, mainan, kartun, dan lainnya, Sabi Project menggelar Sabiphoria, sebuah konser nostalgia ala 2000-an yang bakal digelar di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta pada 12-14 Mei 2023.
Belakangan ini, festival musik dengan konsep nostalgia ala 90-an memang sedang ramai lantaran konsep nostalgia menjadi hal menarik diangkat dalam festival musik. Dan dalam gelaran ini, Sabi Project menargetkan usia 20 tahun ke atas, tepatnya yang lahir di akhir 90-an hingga awal 2000-an.
“Ada banyak generasi jaman 90-an yang tumbuh dengan musik-musik dari musisi yang tenar pada masanya. Kita pun sempat riset kalau ibu-ibu muda merindukan sekali untuk sekedar sing along di konser dengan hits 2000-an. Dari sanalah kita gerakan proyek ini,” jelas Ketua Pelaksana Sabiphoria, Rahmat Rangga Riantho di Jakarta, Selasa (21/2).
Ia menambahkan, sedikit sekali festival musik yang dengan sengaja dibesut dengan konsep nostalgia. Memang, beberapa band jadul banyak menghiasi festival, aan tetapi kehadiran mereka tergabung dengan grup musik yang juga naik daun saat ini.
Dan Sabiphoria ingin benar-benar fokus menghadirkan atmosfer ala 2000-an secara penuh. Konsep ini pun terbilang sangat khusus dengan generasi 90-an.
“Bahkan venue-nya kita buat serasa kembali ke era 2000-an. Ada permainan seperti Tamiya dan layang-layang, sampai alat transportasi ala 2000-an. Semua itu untuk mendukung atmosfer supaya terasa kembali ke masa lalu,” imbuh Rahmat.
Ajang Sabiphoria ini total menggaet 55 musisi yang didominasi grup band tenar di masanya. Line up pertamanya antara lain Gigi, D’Masiv, Nidji, Kuburan Band, Geisha, Angkasa, The Potters, Element, Letto, PwG, J-rock, dan sejumlah band lainnya. Dan di satu bulan ke depan, Sabiphoria akan mengeluarkan line up kedua.
Dalam kesempatan ini, vokalis grup band Angkasa, Ato mengaku menyambut baik dihadirkannya lagi puluhan band yang menghiasi acara ini. Menurutnya, saat ini industri musik didominasi solois ketimbang grup band. Kehadiran banyak grup band di Sabiphoria, diharapkannya mampu mendorong semangat grup band baru untuk berjuang di dunia musik.
“Memang krang banyak band yang bermunculan belakangan ini, padahal warna musik sekarang sudah beragam,. Tidak seperti grup band 2000-an yang rata-rata warna musik kita tuh sama,” ujar Ato.
Senada dengan Ato, Rahmat juga punya misi penting di balik mendorong semangat grup band masa kini.
“Kita ingin mengingatkan dan menyadarkan industri musik saat ini, jika band lama punya masterpiece yang erat dengan masa remaja kita. Hal penting lainnya, perlu diakui bahwa mereka masih eksis berkarya hingga sekarang,” ucap Rahmat.
Di Sabiphoria ini, rencananya akan ada tiga panggung, dimana masing-masing panggungnya diisi tujuh musisi per harinya. (NVR)