JAKARTA, AKURATNEWS – Tak mudah membuat sebuah film anak. Ada tantangan tersendiri dibandingkan genre lain lantaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya, saat bekerja sama dengan aktor dan aktris cilik.

Hal ini diungkapkan sutradara film ‘Kun Ana Wa Anta’ Rully Manna. Menurutnya, membuat film anak karena harus menyatukan chemistry psikologis anak dan juga melibatkan orang dewasa.

“Ada pencapaian ekspresi dan dituntut natural, alami dan organik. Kami juga harus melebur ke psikologis mereka,” beber Rully saat premier ‘Kun Ana Wa Anta’ di Jakarta, Sabtu (4/3).

Selain itu, pembuat film anak harus mampu menjelajahi bagaimana caranya agar pemeran anak masuk dalam penokohan. Faktor penting lainnya adalah mengenal setiap karakter anak. Tim produksi harus memahami bahwa anak-anak ada yang ekstrovert, introvert, dan ambivert.

“Ini harus paham betul wilayah anak-anak untuk masuk dalam penokohan. Jadi, harus dari hati ke hati,” imbuhnya.

Untungnya, di film ini Rully bisa mengatasinya karena memiliki pengalaman bersama sutradara Garin Nugroho dan Agus Pambagio. Lewat pengalamannya itu, Rully bisa mengenal dunia anak.

“Waktu itu kami eksplorasi muatan kultur dari Sabang sampai Merauke mengangkat budaya lokal. Kemudian ada karakter anak dengan permasalahannya. Itu turut melatarbelakangi bagaimana sayamengenal dunia anak,” ujarnya.

Rully berharap, perilisan film ‘Kun Ana Wa Anta’ dapat menstimulasi hadirnya film anak dan keluarga lainnya.

“Film anak dan keluarga penting sebagai nutrisi yang dibutuhkan oleh audiensnya,” ucap Rully.

Dalam kesempatan yang sama, pemerhati anak, Seto Mulyadi juga mengapresiasi perilisan film ‘Kun Ana Wa Anta’ ini. Menurutnya, hal ini bisa mengatasi kurangnya produksi film anak yang berkualitas.

“Mudah-mudahan ini menginspirasi untuk mulainya kembali film-film anak-anak Indonesia lantaran anak-anak Indonesia sangat membutuhkan bimbingan, tuntunan melalui tontonan yang edukatif seperti ini,” ujarnya.

Film ‘Kun Ana Wa Anta’ sendiri berusaha memotret momen anak-anak yang dibalut cerita petualangan lima orang sahabat dengan latar belakang keluarga berbeda-beda guna mewakili kebhinekaan Indonesia. Mereka berusaha melawan sindikat perdagangan satwa liar ilegal. (NVR)

By Editor2