AKURATNEWS, Jakarta – Meskipun memiliki potensi yang luar biasa, pengelolaan kekayaan laut Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Dalam bedah buku “Revisit Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Menuju Indonesia Emas” yang menghadirkan anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Herman Khaeron, Perkumpulan Wredatama Kelautan dan Perikanan (PWKP), Dr. Adji Sularso serta Anto Sunaryanto, ketiganya menekankan pentingnya regulasi yang jelas dan sistem yang adil.

Herman Khaeron memaparkan bahwa setiap pembangunan sektor kelautan dan perikanan pada akhirnya harus bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia menyoroti bahwa pasir laut memiliki nilai ekonomi yang besar, namun hingga kini belum ada kepastian hukum yang jelas terkait status pengelolaannya.

“Pasir laut ini bisa bernilai ekonomi dan menjadi sumber kesejahteraan rakyat. Tetapi sistem dan tata caranya harus dibuat dengan kepastian hukum, jangan sampai buka-tutup aturan. Pemerintah perlu memastikan apakah pasir laut masuk sektor kelautan dan perikanan atau pertambangan. Kalau memang mau dijalankan, bangunlah sistem yang menguntungkan negara dan rakyat, serta tetap menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujar Herman, di Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Herman juga mengingatkan agar pemerintah tidak hanya mengejar penerimaan negara bukan pajak (PNBP), tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan. Ia mencontohkan potensi kerusakan lingkungan bila pengelolaan pasir laut tidak terkontrol.

Sementara itu, Dr. Adji Sularso menilai pasir laut dapat menjadi salah satu solusi di tengah kebutuhan fiskal negara. Namun, menurutnya, pola bagi hasil perlu ditata ulang agar lebih adil bagi negara. “Kalau menggunakan sistem seperti di migas, dengan komposisi bagi hasil 5–15 persen dan pola cost recovery, saya kira negara bisa mendapatkan manfaat lebih besar,” kata Adji.

Salah satu penulis dalam buku tersebut, Anto Sunaryanto mengatakan, Indonesia sebagai sumber utama lobster dan sidat, tetapi juga sumber penyelundupan lobster dan sidat.

Dalam tulisannya yang berjudul “Budidaya Lobster dan Sidat Potensi di Indonesia, Berkembang di Mancanegara”, Anto memaparkan, lobster dan sidat memiliki siklus hidup yang unik. Selain itu, lobster dan sidat merupakan bahan makanan yang mahal dan mewah.

Lobster tersebar di perairan jernih dan banyak karangnya di Indonesia. Penyebarannya di pantai timur Sumatera, pantai selatan Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

By Gembur