JAKARTA, AKURATNEWS.co – Nuansa haru dan semangat kebangsaan menyelimuti Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2025). Di tempat yang sarat nilai historis ini, Forum Purnawirawan Prajurit TNI (FPP-TNI) menggelar silaturahmi bersama Keluarga Besar Putra/Putri Pahlawan Revolusi, sebuah acara yang jauh melampaui sekadar reuni.

Acara bertema “Mengganyang Bahaya Laten PKI, Menjaga Warisan Perjuangan Pahlawan Revolusi” ini menjadi momentum strategis untuk mengingatkan bangsa pada sejarah kelam G30S/PKI sekaligus menyalakan kembali semangat menjaga keutuhan NKRI.

Ketua Umum FPP-TNI, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto, dalam pernyataannya kepada media tegas menyatakan bahwa ancaman ideologi komunis tidak boleh dipandang sebelah mata. “Pertemuan ini esensinya adalah untuk mendoakan para Pahlawan Revolusi dan mengingatkan kembali kepada seluruh bangsa tentang bahaya laten PKI yang masih ada hingga kini,” ujar Tyasno. Ia menekankan, kewaspadaan ini menjadi bagian dari nasionalisme dan bentuk penghormatan pada perjuangan para pendahulu.

Tonggak Menuju HUT ke-80 TNI: Kembali ke Jati Diri

Momentum menjelang HUT ke-80 TNI disebut Tyasno sebagai waktu yang tepat untuk meneguhkan kembali komitmen. “Seluruh prajurit harus mampu kembali pada jati diri sejatinya, yaitu tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional,” tegasnya. Menurutnya, TNI harus setia pada Pancasila dan UUD 1945, serta tidak pernah lepas dari akar nya, yaitu rakyat.

Pesan ini diperkuat dengan penegasan peran TNI sebagai penjaga kedaulatan negara dari segala bentuk ancaman, tidak hanya militer tetapi juga ancaman ideologis dan ekonomi. “TNI memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengamankan cita-cita Proklamasi, melindungi bangsa pribumi, dan memastikan NKRI tetap kokoh,” tambahnya.

Kedaulatan Ekonomi: Merdeka di Segala Lini

Pidato Tyasno Sudarto juga menyentuh ranah yang sedang hangat diperbincangkan: kedaulatan ekonomi. Ia menekankan bahwa kemerdekaan sejati harus mencakup kemandirian ekonomi. “Jangan sampai kekayaan alam kita dikuasai oleh kepentingan asing. Ekonomi nasional harus dikelola oleh bangsa sendiri, untuk rakyat sendiri,” serunya. Hal ini ia sebut sebagai hakikat perjuangan yang diwariskan para Pahlawan Revolusi, dimana kemerdekaan berarti berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Pesan Persatuan untuk Kekuatan Bangsa

Melalui acara ini, FPP-TNI tidak hanya menyampaikan peringatan, tetapi juga sebuah solusi: persatuan. “Persatuan antara TNI dan rakyat adalah kekuatan utama bangsa ini. Jika TNI dan rakyat bersatu, tidak ada kekuatan apa pun yang bisa menggoyahkan NKRI. Itulah pesan para pahlawan yang harus kita jaga dan lanjutkan,” pungkas Jenderal Tyasno.

Acara yang dihadiri oleh para purnawirawan, keluarga pahlawan, dan tokoh masyarakat ini menutup dengan sebuah kesimpulan yang jelas: menjaga memori sejarah bukanlah untuk terperangkap di masa lalu, tetapi untuk membangun kewaspadaan kolektif demi masa depan Indonesia yang lebih berdaulat dan bersatu./Teg.

By Editor1