JAKARTA, AKURATNEWS.co – Falcon Pictures kembali memperkuat lini film horornya usai meraih atensi lewat “Kang Solah From Kang Mak X Nenek Gayung”. Kali ini, mereka menyuguhkan “Shutter”, sebuah tontonan mencekam yang tidak hanya menawarkan ketegangan supranatural, namun juga mengusung pesan sosial yang relevan dengan realitas saat ini, utamanya isu kekerasan seksual di lingkungan akademik.

Di bawah arahan sutradara Herwin Novianto, Shutter merupakan adaptasi ulang dari film horor Thailand karya Banjong Pisanthanakun, yang diakui sebagai salah satu mahakarya horor Asia terbaik sepanjang masa.

Adapun, versi kali ini menggabungkan unsur teror psikologis, fenomena supranatural, dan isu sosial. Penggabungan tersebut menjadikan film ini tidak sekadar suguhan horor biasa, melainkan sebuah wadah refleksi mendalam mengenai keadilan yang belum tuntas dan trauma yang terpendam.

“Saya ingin membuat horor yang punya jiwa. Rasa takut dalam Shutter bukan hanya datang dari hantu, tapi dari kenyataan pahit yang sering diabaikan. Bayangan dalam film ini adalah metafora bagi trauma dan kebenaran yang ditekan,” ujar Hervin seusai gala premiere di Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Oktober.

Narasi utama Shutter berpusat pada tokoh Darwin (diperankan Vino G. Bastian), seorang juru foto muda. Kehidupannya mendadak terbalik usai ia dan kekasihnya, Pia (Anya Geraldine), terlibat dalam kecelakaan tragis. Mereka menabrak seorang wanita asing di jalanan sepi pada malam hari, yang mana menjadi awal mimpi buruk tanpa akhir.

Setelah kejadian itu, Darwin dihantui oleh bayangan aneh yang selalu muncul dalam setiap jepretan kameranya. Sosok perempuan yang sama, yang terus menatap dari balik kegelapan, lantas ditelusuri oleh Pia.

Pia menemukan fakta bahwa entitas tersebut bukan sekadar arwah penasaran, melainkan korban dari kejahatan yang terjadi di masa lampau, yang melibatkan praktik penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan kampus.

Investigasi tersebut kemudian membongkar rahasia gelap yang selama ini disembunyikan rapat-rapat oleh Darwin. Rahasianya mencakup kisah pelecehan seksual di lingkungan akademik, isu ketidaksetaraan gender, dan minimnya sistem pelaporan yang memadai, yang memaksa banyak korban memilih bungkam.

Bicara mengenai karakternya kali ini, Vino menyebut, memerankan Darwin cukup menguras emosi dan mentalnya. Baginya, bermain di film ini seperti masuk ke dunia gelap yang juga merefleksikan banyak realitas sosial kita saat ini.

“Darwin ini karakter yang hidup dalam kebohongan. Ketika rahasia masa lalunya terungkap, penonton akan sadar bahwa teror terbesar justru datang dari rasa bersalah,” ujar Vino.

Sementara, Anya yang memerankan Pia mengatakan, karakternya adalah seorang perempuan pemberani yang mewakili suara perempuan lain yang tidak tinggal diam saat menghadapi ketidakadilan.

“Di film ini, aku merasa Pia bukan hanya kekasih Darwin, tapi juga simbol kekuatan dan empati. Buat aku pribadi, pesan film ini penting banget—tentang bagaimana kampus, atau ruang mana pun, seharusnya aman buat semua orang #SafespaceForAll,” tutur Anya.

Lebih jauh, Shutter membawa misi penting untuk mendesak terciptanya ruang aman bagi semua orang. Melalui inisiatif kampanye #SafespaceForAll, film ini berusaha mengingatkan masyarakat bahwa pelecehan seksual adalah masalah sistemik, bukan sekadar urusan pribadi, yang harus dihadapi secara kolektif.

Produser Falcon Pictures, Frederica, menegaskan bahwa film ini dirancang untuk memberikan pengalaman berlapis bagi penonton. “Di permukaannya ini adalah film horor mencekam. Tapi di balik itu, Shutter menyimpan pesan tentang keadilan dan keberanian untuk bersuara. Kami ingin penonton bukan hanya takut, tapi juga tersentuh dan berpikir,” ujar Frederica.

Sebagai informasi, suasana mencekam Shutter juga diperkuat lewat lagu tema berjudul “Di Batas Malam”, yang dibawakan oleh Danilla Riyadi. Lagu ini menjadi benang emosional yang mengikat kisah sekaligus menghadirkan dimensi keindahan di tengah kengerian.

Film yang turut dibintangi oleh Niken Anjani, Rangga Nattra, Dewi Gita, Michelle Tahalea, Angie Ang, dan Nugie ini dijadwalkan mulai tayang di layar bioskop Indonesia pada 30 Oktober./Din.

By Editor1