JAKARTA, AKURATNEWS – Terkait polemik Piala Dunia U-20, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara soal sikap pemerintah Indonesia terhadap keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20. Presiden Jokowi menegaskan, keikutsertaan Israel tak ada kaitannya dengan isu politik.
“Saya menjamin keikutsertaan Israel tak ada kaitannya dengan konsistensi posisi politik luar negeri kita terhadap Palestina. Karena dukungan kami terhadap palestina selalu kokoh dan kuat,” ujar Jokowi dalam pernyataannya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/3).
Ia menjelaskan, Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 melalui proses seleksi panjang. Ada tiga negara yang waktu itu menjadi kandidat sebagai tuan rumah, yakni Indonesia, Brazil dan Peru. Setelah melalui seleksi ketat, kata Jokowi, Indonesia ditunjuk FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Saat ditunjuk menjadi tuan rumah, kita belum mengetahui siapa yang akan jadi tim peserta, karena masih proses prakualifikasi dan kepastian Timnas Israel lolos seleksi baru diketahui Juli 2022,” kata dia.
“Dalam urusan Piala Dunia U-20, kita sependapat dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya. Jadi, jangan mencampuradukkan urusan olahraga dan urusan politik,” lanjutnya.
Dirinya juga telah memerintahkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir untuk mencari solusi terbaik menyelesaikan pro-kontra penolakan Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20 yang tuan rumahnya Indonesia.
BACA JUGA: Striker Timnas U-20 Sebut Polemik Penolakan Israel Rusak Impian Anak Bangsa
Terpisah, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku heran dengan FIFA yang takut menghukum Israel setelah melakukan kekejaman kepada Palestina. Hal ini diungkapkan Hasto merespons penolakan terhadap Timnas Israel di ajang Piala Dunia U-20.
“Artinya ada standar ganda dari FIFA yang harus kita kritisi sebagai anak bangsa. Kita enggak bisa menutup mata urusan kemanusiaan,” ujar Hasto saat berbincang dalam Political Show CNN Indonesia TV, Senin (27/3).
Menurutnya, FIFA hanya berani menghukum Rusia saja karena berperang dengan Ukraina namun takut memberi sanksi kepada Israel yang terus menghunjam Palestina.
“FIFA berstandar ganda. Terhadap Rusia dia menghukum, terhadap Israel dia tidak punya keberanian menghukum lalu kita diam, kita membela?” tandasnya.
Hal yang sama diungkapkan anggota DPR dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid (HNW). Dikatakannya, jargon ‘jangan campur adukkan politik dengan olahraga’ juga sudah digugurkan sendiri oleh FIFA dengan mencoret Rusia dari Piala Dunia 2022 di Qatar karena invasi Rusia ke Ukraina yang baru setahun, sementara Israel sudah 80 tahun lebih menginvasi Palestina.
“Fakta ini semestinya bisa diberlakukan FIFA terhadap Israel dan kesebelasannya karena Israel telah menginvasi Palestina sejak 1948 dan terus berlangsung hingga kini. Bahkan semakin brutal pada beberapa tahun terakhir ini, yang menimbulkan makin banyak korban kemanusiaan, termasuk pesepakbola-pesepakbola asal Palestina,” tukasnya.
Lanjutnya, FIFA bisa mengakomodir beberapa nilai yang dipegang Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 lalu. Misalnya, seperti pelarangan minuman keras di dalam stadion dan penolakan kampanye LGBT.
“Nah posisi Indonesia terkait Israel juga memiliki kekhasan bahkan sudah menjadi sejarah dan termaktub dalam konstitusi seperti sikap anti penjajahan Israel terhadap Palestina. Dan fakta Indonesia mempunyai Permenlu No 3/2019 yang tidak membolehkan menerima negara penjajah Israel di tempat resmi, secara resmi, tidak boleh mengumandangkan lagu kebangsaan serta mengibarkan bendera Israel atau mengenakan atribut-atribut apa pun terkait Israel,” tukasnya. (NVR)