Serah terima penghargaan dalam kegiatan Business Pitching & Awarding STM PPM.

AKURATNEWS – Dosen Sekolah Tinggi Manajemen PPM (STM PPM) berhasil memperoleh hibah pendanaan Matching fund Kedaireka 2022, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemendikbud Ristekti)  melalui platform Kedaireka. Secara mendetail, tim dosen STM PPM tersebut telah berhasil memperoleh pendanaan sebesar Rp 501.528.000,- atas program matching fund untuk tahun anggaran 2022 pada gelombang ke-5, dengan tema: “Pelatihan dan Pendampingan Model Bisnis bagi Bank Sampah dan TPS3R dalam Mewujudkan Kemandirian Melalui Penerapan Konsep Circular Economy”.

STM PPM dengan kepakaran dan pengalaman di bidang manajemen dan bisnis selama 55 tahun telah mendampingi lembaga atau entitas bisnis di Indonesia dalam upaya peningkatan kinerja bisnis. Melalui program Matching Fund, STM PPM menggandeng WWF Indonesia yang juga telah berpengalaman dalam penanganan masalah pengelolaan sampah plastik sebagai implementasi dari konsep ekonomi sirkuler dan pembangunan berkelanjutan. Kedua entitas ini sepakat dan berkomitmen dalam menyusun model bisnis pengelolaan sampah plastik bagi 20 lembaga binaan bank sampah dan TPS 3R di kota Jakarta dan Bogor dengan cara menerapkan konsep model bisnis sirkuler.

Ketua Tim Program Hibah Matching Fund Kedaireka STM PPM Dr. Aprihatiningrum Hidayati, MM,mengatakan kegaiatan yang dilakukan menargetkan untuk para pelaku Bank sampah dan TPS di wilayah Jakarta, Bogor dan Depok.

“Ini merupakan acara Puncak, di mana tiga bulan sebelumnya kita sudah memberikan pelatihan tentang model bisnis, yang selama ini bank sampah tahunya hanya mengumpulkan sampah terus membawa ke pengepul. Melalui program ini mereka tahu ternyata masih ada nilai ekonomi lain. Untuk itu kita mengajarkan model bisnis sekuler selama kurang lebih 3 bulan pelatihan,” ujarnya di sela-sela acara, 21 November 2022.

Menggandeng peserta sebanyak 19 tim, kota yang dipilih karena merupakan kota terbesar Kota bank sampah plastik di Indonesia.  Seperti diketahui, di Indonesia untuk kota penyumbang samapah plastik terbesar adalah Bogor dan Jakarta, sehingga WWF memilih kota tersebut dan PPM dalam hal ini kapasitasnya sebagai intelektual, kepakaran untuk membimbing dan melatih.

“Kegiatan ini merupakan tahun kedua. Dikti mengadakan hibah matching Pan ini dan PPM mendapatkan salah satu pemenangnya. Memang masyarakat Mitra mendanai dulu. Jadi dalam kegiatan ini WWF memberikan pendanaan dahulu sekian, yang selanjutnya Dikti akan memberikan dana yang sama 1 banding 1,” imbuhnya.

“Ke depannya kita akan melakukan pembimbingan Terus selama 3 tahun ke depan bersama WWF. Di mana tahun berikutnya kami akan mendampingi model bisnis mereka yang mereka dapatkan hari ini agar betul-betul terimplementasi,” lanjutnya.

Hasilkan 10 Produk Inovatif

Output dari kegiatan adalah dihasilkannya 10 produk inovatif dari bank sampah atau TPS3R yang telah mampu mentransformasi model bisnisnya yang semula masih linear menjadi sirkuler, yaitu dengan menerapkan konsep ekonomi sirkuler sehingga dapat dicapai kemandirian secara ekonomi.

STM PPM berkomitmen mengedukasi para pengelola sampah di lingkungan masyarakat bahwa kegiatan memilah dan mengolah sampah yang telah dilakukan selama ini tidak hanya kegiatan yang bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan dan bumi semata, tapi juga kegiatan yang dapat mendatangkan manfaat secara ekonomi yaitu membuka lapangan kerja bagi banyak orang melalui penciptaan produk-produk inovatif recycle dari sampah plastik, yang memiliki nilai lebih secara ekonomi.

“Melalui kegiatan ini, Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan WWF Indonesia berharap dapat memberikan dampak nyata bagi para pelaku usaha pengelolaan sampah untuk memiliki mentalitas wirausaha, yang mampu memanfaatkan peluang dari sampah yang dikelolanya sehingga dapat menghasilkan produk-produk inovatif hasil recycle sampah,” kata Hida.

“Kami optimis bahwa tujuan tersebut dapat dicapai karena pelaku usaha yang kami bina, telah kami bekali keterampilan dalam menyusun rancangan model bisnis yang menerapkan konsep ekonomi sirkuler. Para pelaku usaha sekaligus pelestari lingkungan tersebut, kami harap dapat menyelesaikan masalah lingkungan dan masyarakatnya sehingga pada akhirnya mampu mewujudkan kemandirian secara ekonomi melalui kinerja usaha yang terus menerus tumbuh dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Adapun dosen Tim Hibah Matching Fund Kedaireka STM PPM yang dimaksud ialah Dr. Aprihatiningrum Hidayati, MM, yang menjadi ketua tim dalam program ini. Selanjutnya dengan anggota tim peneliti ialah Prof. Dr. Andrianto Wijaya, MM.; Ronny Kontur, PhD; Dr. Joni Pangestu, MM; Rike Penta Sitio, MM; Anggun Pesona Intan Puspita, MM; serta tenaga pendidik STM PPM ialah Rosita Fitriyani, S.E.

By Editor1