JAKARTA, AKURATNEWS.co – Film ‘Maju Serem Mundur Horor’ segera hadir di bioskop tanah air.

Dimulai press screening di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (21/10) yang berlanjut ke gala premiere, suasana nonton bareng (nobar) yang seharusnya tegang justru pecah menjadi campuran antara tawa dan jeritan, mencerminkan karakter film itu sendiri: horor yang tidak kehilangan rasa humor.

Film garapan sutradara Chiska Doppert ini memang menampilkan kombinasi horor dan komedi yang segar, dibintangi Dodit Mulyanto, Maell Lee, Sara Fajira, Yewen, dan Devi Anjani.

Usai pemutaran, produser Shanker R.S. menegaskan bahwa film ini dibuat untuk menghadirkan hiburan yang ringan tapi tetap punya nuansa lokal yang kental.

“Kami ingin menciptakan tontonan yang bisa dinikmati semua kalangan, termasuk anak muda. Jangan takut nonton film Indonesia, di sini penonton bisa teriak, bisa ketawa, dan tetap bawa pulang pesan soal semangat dan persahabatan,” ujar Shanker.

Ia juga menambahkan, ‘Maju Serem Mundur Horor’ adalah film yang berani keluar dari pakem horor Indonesia yang terlalu serius.

“Kebanyakan film horor lokal sekarang kejar jumpscare. Kami ingin balik ke semangat awal: horor itu juga bisa menyenangkan,” katanya.

Bintang utama Dodit Mulyanto, yang berperan sebagai Bowo, mengaku nervous menonton bersama publik untuk pertama kali.

“Jujur, saya deg-degan. Di satu sisi pengin mereka ketawa, di sisi lain takut kalau pas adegan serem malah diketawain. Tapi ternyata mereka nikmatin dua-duanya. Itu artinya film ini berhasil,” ujar Dodit.

Ia menilai film ini menjadi ruang eksplorasi baru baginya setelah dikenal sebagai komedian.

“Ini pengalaman baru. Saya belajar menjaga ritme antara komedi dan tegang, supaya nggak jatuh jadi parodi,” jelasnya.

Pemain lainnya, Maell Lee yang memerankan mahasiswa ‘kejam tapi lucu’, tak menampik bahwa sebagian besar kru justru sulit menahan tawa selama proses syuting.

“Film ini lebih banyak ngakaknya sih. Tapi waktu press screening tadi, saya malah kaget, ada beberapa adegan yang bikin orang bener-bener kaget. Jadi, filmnya dapet dua-duanya, lucu iya, ngeri juga iya,” katanya.

Maell menambahkan, pesan di balik film ini adalah soal kerja keras dan pertemanan di tengah tekanan akademik.

“Film ini ngingetin kita, kalau mau sukses jangan lari dari tanggung jawab, walaupun dihadang ‘setan skripsi’,” ujarnya disambut tawa hadirin.

Sedangkan Sara Fajira yang berperan sebagai sosok misterius di film tersebut, mengaku tak menyangka reaksi penonton saat pemutaran perdana.

“Waktu syuting, suasananya tuh gelap, sunyi, dan emang sempat ada kejadian mistis. Tapi pas nonton bareng, banyak yang ketawa karena ekspresi kami kaku. Mungkin mereka ngerasa relate dengan momen panik yang malah jadi lucu,” ujarnya.

Sara menilai film ini unik karena bisa membuat horor terasa ringan tanpa kehilangan unsur lokal.

“Jarang ada film horor yang bisa menertawakan ketakutan itu sendiri,” katanya.

Sedangkan komika Yewen mengatakan bahwa pengalaman menonton film ini di press screening justru membuatnya sadar efek sebenarnya dari karya tersebut.

“Film ini beda dari yang lain. Awalnya kita dibikin nyaman karena komedinya kencang, tapi begitu santai, langsung kena adegan serem. Penonton tadi bener-bener loncat dari kursi,” ucapnya.

Bagi Shanker R.S., momen ini juga menjadi pembuktian bahwa film horor Indonesia masih punya ruang untuk bereksperimen dan berinovasi.

“Selama orang Indonesia masih bisa ketawa di tengah rasa takut, film seperti ini akan selalu punya tempat di bioskop,” tutupnya.

Film ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 23 Oktober 2025 dengan membawa pesan sederhana namun relevan, yaitu bahkan dalam dunia yang menakutkan, selalu ada alasan untuk tertawa. (NVR)

By editor2