JAKARTA, AKURATNEWS – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelenggarakan seminar online dengan tema yang diangkat Webinar: .

Dalam seminar tersebut terdapat tiga pembicara yang mumpuni pada bidangnya, yaitu Bapak Dr. Abdul Kharis Almasyhari yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI. Narasumber kedua adalah Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, serta mengundang Ibu Robi’ah Al Adawiyah, SH Selaku Founder LSM KPPA Benih dan Ibu Nurhayati, S.Pd.I. Selaku owner Mahira Consulting.

Baca Artikel Lainnya: Kasad Resmikan Kawasan Agrowisata Tekno 44

 Seminar ini merupakan dukungan Kominfo terhadap Program Webinar yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Webinar tersebut memiliki beberapa tujuan di antaranya adalah untuk mendorong masyarakat agar lebih menjaga anak-anak dalam mengakses dunia digital.

Selain itu juga untuk memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait metode pengawasan dan edukasi kepada anak-anak saat menggunakan platform digital yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo; mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.

Pemaparan materi diawali oleh sambutan dari Dr. Abdul Kharis Almasyhari selaku Wakil Ketua Komisi I DPR RI.

Dalam paparanya ia mengatakan bahwa; “Anak-anak di era modern ini sudah tidak asing lagi dengan dunia digital, maka dari itu orang tua sangat berperan penting dalam mengawasi anak-anaknya ketika mengakses media digital,” kata Abdul Kharis di Jakarta pada Rabu (15/2/23).

Baca Artikel Lainnya: Komisi VI DPR RI Apresiasi PLN yang Berhasil Efisiensi Hingga 47.05 Triliun

Lebih lanjut Abduk Kharis menambahkan; “Perkembangan teknologi saat ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif, orangtua diharapkan dapat mengedukasi anak-anaknya bagaimana tentang hal-hal yang baik dan buruk dalam dunia digital, hal ini bertujuan agar anak-anak mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak diinginkan. Media digital seharusnya dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif, di antaranya yaitu sebagai media pembelajaran pada anak dan juga sebagai hiburan, namun alangkah baiknya penggunaan media digital sebagai hiburan juga perlu diseimbangkan dengan belajar, tambahnya.

Pemaparan kedua disampakan oleh Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut sosok yang akrab dipanggil Semmy menjelaskan.

Baca Artikel Lainnya: Lucky Hakim Mundur dari Jabatan Wakil Bupati Indramayu

“Pesatnya perkembangan teknologi yang semakin maju dengan adanya panedemic covid-19 telah mendorong kita untuk berinteraksi dan  melakuakan berbagai aktivitas melalui platform digital, kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital,” kata Semmy.

Semmy melanjutkan; “KOMINFO mengemban pada Presiden Joko Widodo sebagai garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital bangsa Indonesia. Dalam mencapai visi dan misi tersebut kementrian KOMINFO berperan sebagai regulator, fasilitatir, eksalator di bidang digital diindonesia,” lanjutnya.

Pemateri ketiga yaitu Robi’ah Al Adawiyah selaku founder LSM KPPA Benih. Dalam paparannya beliau menyampaikan.

“Sebagian besar anak-anak pada jaman sekarang ini sudah mengakses internet untuk media sosial, namun hal itu juga memiliki potensi bahaya bagi anak. Ancaman yang meliputi ruang digital pada anak di antaranya yaitu pada aspek kejiwaan anak yang dapat memicu risiko depresi, kecemasan dan kelainan mental lainnya, sementara itu bahaya pada fisik anak dapat meliputi risiko terlambatnya tumbuh kembang, obesitas, kurang tidur, dan gangguan pada mata,” Kata Robi’ah.

Lebih lanjut Robi’ah menambahkan; “Dunia digital juga memiliki bahaya konten yang bisa menyebabkan anak mengalami kecanduan pornografi, kekerasan, bullying, informasi hoax dan kecanduan game online. Orangtua harus menjaga anak-anaknya dari risiko-risiko tersebut dengan cara memberikan batas usia dan waktu  dalam penggunaan gawai, serta mendampingi anak sekaligus mengedukasinya tentang media internet.” lanjur Robi’ah.  

Selanjutnya adalah pemaparan materi dari narasumber keempat yaitu Nurhayati, S.Pd.I,. Dalam paparanya ia menyampaikan.

Baca Artikel Lainnya: Richard Elizer Divonis 1 Tahun 6 Bulan Penjara

“Dunia internet memiliki dua sisi bagaikan dua mata pisau, jika digunakan dengan baik maka akan dapat bermanfaat besar bagi tumbuh kembang anak, namun jika digunakan dengan tanpa pengawasan akan beresiko buruk pada anak,” papar Nurhayati.

Lalu ia melanjutkan; “Dunia maya dapat menimbulkan ancaman besar bagi anak-anak di masa sekarang ini, di antaranya dapat menyebabkan kriminalitas, gangguan kejiwaan pada anak, dan mengganggu sosialisasi anak.,” lanjutnya.

Nurhayati juga menyampaikan keprihatinannya bahwa sebagian besar anak Indonesia pernah membuka konten pornografi, dan hanya 1 dari 3 orang tua yang tahu apa yang dibuka oleh anaknya.

Menurutnya ciri-ciri anak yang kecanduan internet dapat mudah dikenali, di antaranya yaitu; jika anak menggunakan gadget lebih dari 6 jam, jam tidur anak tidak teratur, mudah marah dan anti sosial. Peran orangtua sangat penting dalam proses tumbuh kembang anaknya, orang tua seharusnya dapat mendampingi, mengedukasi, membatasi dan mengawasi anak-anaknya.

Baca Artikel Lainnya: XL Axiata Raih Penghargaan CIO100 Asean 2022

Orang tua diharapkan dapat menjadi contoh yang baik kepada anaknya dan orangtua juga perlu melek teknologi untuk dapat mengedukasi anak-anaknya dalam menggunakan media digital, orang tua juga diharapkan mampu menyeimbangkan penggunaan media digital pada anak dan kebutuhan interaksi sosial anak terhadap lingkungan luar.

Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Terdapat tiga pertanyaan yang terpilih. Sesi diskusi berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Para peserta yang bertanya juga mendapat doorprizes./Ib.

By redaksi