JAKARTA, AKURATNEWS.co – Sebuah ajang dialog bertajuk After Office digelar di Anjungan Sarinah, Jakarta, Kamis (8/11) dengan menghadirkan calon Gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil yang bertemu langsung anak-anak muda Jakarta dengan dipandu Raffi Ahmad.
Acara ini menjadi wadah bagi anak muda mencurahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi di Jakarta, seperti masalah kriminalitas dan sulitnya mencari pekerjaan.
Dalam dialog tersebut, Ridwan Kamil mendengar langsung keluhan-keluhan soal minimnya lapangan pekerjaan dan tingginya kasus kriminalitas.
“Ada yang curhat soal sulitnya mendapatkan pekerjaan, masalah kriminalitas, dan ada juga yang merasa diperlakukan kurang adil saat melamar pekerjaan di Jakarta karena mereka dari daerah,” jelas pria yang akrab disapa Kang Emil ini.
Sebagai calon pemimpin ibukota, Kang Emil menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi masalah ini, terutama dalam menekan angka kriminalitas. Salah satu langkah konkret yang ia tawarkan adalah pemasangan CCTV di setiap RT dan RW. Selain itu, ia juga mengusulkan adanya aplikasi yang terintegrasi dengan polsek setempat sehingga respons terhadap tindakan kriminal bisa lebih cepat dan efisien.
“Kami akan memastikan lingkungan lebih aman. Setiap RT dan RW akan dilengkapi CCTV, dan ada aplikasi yang terhubung dengan polsek untuk mempercepat penanganan kriminal,” ungkap Kang Emil.
Ia menekankan, masalah kriminalitas kerap berkaitan erat dengan sulitnya mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, salah satu fokus utamanya adalah membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Ia menargetkan menciptakan satu juta pekerjaan bagi warga Jakarta, sebagai upaya untuk menurunkan angka pengangguran yang kini mencapai lebih dari 350 ribu orang.
Salah satu strategi yang akan ditempuhnya adalah menjadikan Jakarta sebagai kota festival. Ia merencanakan berbagai festival, mulai dari festival musik, kuliner, hingga film, yang tidak hanya diselenggarakan di pusat kota tetapi juga di 44 kecamatan melalui acara seperti car free night.
“Jakarta harus menjadi kota festival, seperti musik, kuliner, film, dan lainnya. Hal ini tidak hanya membuat Jakarta lebih hidup tetapi juga membuka peluang ekonomi dan pekerjaan bagi banyak orang,” kata Kang Emil lagi.
Kang Emil juga berencana menarik festival musik internasional ke Jakarta dengan meniru keberhasilan negara-negara maju, seperti Singapura. Ia menyebut bahwa pemerintah Singapura berani mengalokasikan anggaran besar, hingga Rp100 miliar, untuk mendatangkan bintang dunia seperti Taylor Swift. Menurutnya, dana besar ini terbukti mendatangkan keuntungan besar, di mana Singapura mampu mencatat perputaran ekonomi hingga Rp4 triliun dari satu gelaran tersebut.
“Kalau kita bisa buat acara seperti ini di Jakarta, bayangkan perputaran ekonomi yang bisa dihasilkan. Jika kita adakan 100 festival, dampak ekonominya tentu sangat besar, belum lagi banyak lapangan kerja yang akan terbuka,” katanya.
Namun, untuk mewujudkan rencana besar ini, Ridwan Kamil menyebutkan pentingnya perbaikan infrastruktur sebagai langkah awal. Ia ingin memperbaiki akses transportasi dan memperbanyak lokasi konser agar Jakarta dapat bersaing sebagai destinasi festival kelas dunia.
“Jakartanya harus dibenahi dulu, mulai dari akses transportasi yang nyaman sampai memperbanyak tempat konser yang berkualitas,” jelas Ridwan Kamil.
Selain lapangan pekerjaan dan infrastruktur, ia juga ingin memperbanyak ruang publik yang dapat digunakan warga beraktivitas. Ia pun mengusulkan adanya kewajiban bagi pemilik gedung-gedung perkantoran untuk menyediakan ruang publik, selain penambahan ruang hijau yang juga berfungsi menyerap polusi.
“Kita ingin setiap gedung di Jakarta punya ruang publik. Ruang hijau juga perlu diperbanyak agar dapat menyerap polusi dan memberi ruang bagi warga untuk bersantai. Kita ingin menciptakan Jakarta sebagai kota yang tidak hanya maju, tetapi juga membuat warganya merasa bahagia dan nyaman,” imbuhnya.
Dengan berbagai strategi yang ia tawarkan, Kang Emil berupaya menghadirkan solusi komprehensif untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang aman, sejahtera, dan inklusif bagi seluruh warganya. (NVR)