JAKARTA, AKURATNEWS – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelenggarakan seminar online yakni Ngobrol Bareng Legislator dengan mengusung tema: “Optimalisasi Potensi Masyarakat Pedesaan melalui Digitalisasi Proses Bisnis pada Pertanian dan Peternakan”, yang diselenggarakan pada hari Rabu, 22 Februari 2023 melalui platform zoom meeting.
Dalam seminar Ngobrol Bareng Legislator ini, terdapat empat narasumber yang berkompeten pada bidangnya, yaitu Dr. Abdul Kharis Almasyhari. yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI. Narasumber kedua yakni Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI serta mengundang Widodo, S.H, M.H selaku Ketua Perpatin Solo Raya dan Dheny Purwo Hariyanto, M.A selaku Founder Kampung Digdaya Boyolali Seminar
Baca Artikel Lainnya: Sertijab 4 Perwira Pejabat Kodam Jaya Dipimpin Langsung Oleh Pangdam Jaya
Seminar Ngobrol Bareng Legislator ini merupakan acara yang diinisiasi dan didukung oleh Kementerian Kominfo, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yakni untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Ditjen APTIKA, serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Pemaparan dimulai oleh Dr. Abdul Kharis Almasyhari, dalam paparannya ia mengatakan;
“Terdapat fenomena viral yang diketahui dewasa ini, yakni diantaranya adalah adanya traktor digital, sehingga traktor dapat digerakan secara optimal dengan menggunakan kemajuan digital, serta ada pula seorang sarjana IPB dari Sukoharjo yang dapat membuat lahan pertanian menjadi terintegrasi antara sawah, ternak lele dan domba, sehingga pertanian dan peternakan menjadi sangat menguntungkan dan menjanjikan, serta menjadi prospek yang baik untuk kedepannya, ” kata Abdul Kharis, di Jakarta, Rabu (22/2/23).
Lebih lanjut Andul Kharis menambahkan; “Berkaitan dengan hal tersebut, teknologi yang patut dikuasai diantaranya yakni, dalam sistem penanaman, pengairan, dsb, seperti halnya yang dilakukan oleh para petani di Thailand, dimana sistem mengairi sawahnya dengan air yang dapat diatur dengan gadget dari rumah, dan apabila hujan, maka akan dibuka pengairannya,” lanjutnya..
Baca Artikel Lainnya: Eliezer Tak Dipecat Dari Anggota Polri
Paparan kedua disampaikan oleh Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, dalam paparannya ia mengatakan bahwa;
“Pesatnya perkembangan teknologi dengan adanya pandemi covid 19, membuat kita mampu menjadi efektif dan kian mempertegas bahwa era percepatan digital sedang dan masih terus berlangsung. Peningkatan penetrasi digital sebesar 2,1 juta setiap tahunnya, membawa dampak resiko, seperti penipuan online, hoax hingga cyber bulliying. Untuk itu, perlu dan penting dibangun kapasitas kemampuan digital agar masyarakat bijak dan teknologi dapat menjadi tepat guna,” papar Semuel.
Pemaparan materi ketiga disampaikan oleh Widodo, M.H dalam paparannya Widodo menjelaskan;
“Berdasarkan tema yang didiskusikan, faktanya bahwa, petani Indonesia masih belum sejahtera, sistem yang digunakan oleh para petani masih menggunakan cara tradisional dari segala sisi, sebagian besar tidak memiliki laba yang maksimal dan tidak menjadi hasil yang menjanjikan di dalam kehidupan. Hal tersebut menjadi potret petani hari ini. Kini bahkan masyarakat dihadapi dengan kesanggupan untuk melakukan pelestarian alam. Harapan-harapan nama besar petani cenderung belum terkoneksi dengan baik,” jelas Widodo.
Paparan terakhir disampaikan oleh Dheny Purwo Hariyanto, M.H., dalam paparannya ia mebgatakan:
Digitalisasi bukan segala-galanya, hanya hal yang dapat kita lakukan perkembangan potensi yang ada du desa. Terdapat informasi dari BKKBN, Indonesia mendapatkan bonus demografi, dimana struktur penduduk di Indonesia, dimana yang produktif lebih banyak dibandingkan yang tidak produktif. Disamping itu, ekonomi digital di Indonesia,” kata Dheny.
Lebih lanjut Dheny menambahkan; “Ecommerce dan ekonomi digital di Indonesia merupakan salah satu tools yang membuat perkembanagn di dalam negri. Indonesia memiliki potensi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara hingga tahun 2025. 5 Tahun terakhir pertumbuhan penggunaan Indonesia sangat laur biasa. Tidak dapat kita hindari tantangan kedepan, dimana digitalisasi bukan hanya menjadi trens melainkan masa dapan kita, jadi senantiasa harus. Kelompok tani senantiasa melakukan control dan monitoring, selain info grafis,’ Lanjut Dheny./Ib