JAKARTA, AKURATNEWS.co – Merawat persahabatan dimasa Pemilu/Pilpres tidaklah gampang. Banyak keretakan persahabatan atau persaudaraan gegara beda pilihan di masa Pemilu/Pilpres.

Namun hal ini sama sekali tak berpengaruh bagi dua tokoh yang memang sudah sejak lama menjalin persahabatan, yaitu Tantowi Yahya dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin.

Seperti kita tau, Tantowi adalah politikus Partai Golkar, yang dalam Pemilu 2024 ini sesuai garis partainya mendukung pasangan 02 yaitu Prabowo-Gibran. Sementara Cak Imin sebagai politikus sekaligus Ketum PKB maju sebagai cawapres 01  mendampingi Anis Baswedan.

Meski sangat kentara nyata beda pilihan dan jalan politikya, namun  tampak persahabatan keduanya yang telah terbangun sejak lama tetap lengket dan erat tak terpisahkan oleh perbedaan politik tersebut.

Dalam unggahannya di media sosial Instagram, Mantan Dubes Selandia Baru itu membagikan foto sedang bersama Cak Imin, dalam pertemuan tak terduga atau tak direncanakan. Terlihat sangat renyah suasana ketawa Cak Imin dihadapan Tantowi.

“Hari ini tanpa direncanakan bertemu sahabat lamaku, DR. Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di sebuah restoran di Jakarta Selatan. Penuh canda setelah kami “dipisahkan” oleh politik. Beliau cawapres Anies Baswedan, saya sesuai garis partai mendukung Prabowo Gibran. Kami puas saling ledek hahahaha. Cak Imin gak berubah. Tetap hangat, ramah, sesekali cengengesan dan rame,” tulis Tantowi Yahya dalam unggahannya tersebut, pada Kamis (22/02/24).

Dalam unggahan tersebut Tantowi juga membeberkan akar persahabatannya dengan Cak Imin semasa keduanya masih bersama-sama menjadi Anggota dewan di Senayan.

“Cak Imin teman saya di Komisi 1 DPR RI priode 2009-2014. Kebersamaan kami nyambung lagi di priode 2014-2019 ketika kami kembali terpilih. Kami berpisah di tahun 2017 ketika saya harus berangkat ke Selandia Baru untuk bertugas sebagai Duta Besar. Kami bertemu lagi di tahun 2019 ketika beliau bersama isteri dan anak2nya berlibur ke Selandia Baru. Cak Imin dan keluarga menyempatkan diri mampir ke kediaman kami. Meski waktu itu dalam kunjungan pribadi, saya undang beliau sekeluarga ke KBRI untuk bertemu dengan warga Indonesia dan dialog santai,” sambung Tantowi.

Kesejukan pertemuan kedua sahabat yang beda pilihan jalan Politiknya itu tentu bisa menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat. Meskipun beda pilihan dan jalan politiknya, persahabatan dan persaudaraan tetap dijunjung tinggi. Tak perlu terjadi gontok-gontokan  ketika terjadi beda pilihan.

Masih teringat di benak penulis bahwa Tantowi pernah bilang,” Politik itu Jangan Dimasukkan ke Dalam Perut, Cukup Sampai Ditenggorokan Saja, Biar Sewaktu-waktu Bisa Dimuntahkan”. Maksud yang kami tangkap adalah politik jangan dibawa terlalu dalam, jangan terlalu dibawa ke hati dan perasaan, sebab angin politik selalu berubah-ubah dan sulit untuk ditebak. Sehingga jika  sewaktu-waktu terjadi pilihan jalan politik segalanya tetap enjoy.

Pertemuan keduanya adalah bukti sahih bahwa perbedaan politik tetap tak mampu merobohkan kunstruksi bangunan persahabatan dan persaudaraan  yang telah terbangun selama ini./Ib

 

By Editor1