JAKARTA, AKURATNEWS- Menjelang tutup tahun 2022, PT IndoSterling Technomedia (Tech) konsisten mengambil peran nyata dalam mempercepat proses digitalisasi dan optimalisasi pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia dengan menggandeng Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM).
“Sebagai salah satu pemain utama Edutech terbesar di Tanah Air, Edufecta hadir untuk memberikan solusi nyata bagi kemajuan dunia pendidikan tinggi Indonesia khususnya kampus Informatika dan Komputer,” tutur CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) Ucu Komarudin, dalam kata sambutannya di Musyawarah Nasional Aptikom, Kamis (8/12).
Melalui platform digitalisasi yang dikembangkan Edufecta, kampus bisa dengan mudah menyediakan sistem informasi yang dibutuhkan oleh perguruan tinggi dalam mendukung proses belajar mengajar sekaligus melakukan talent management.
Ketua Umum Aptikom, Prof. Ir Zainal A. Hasibuan, Ph.D menuturkan saat ini dari 1.500 program studi kampus Informatika dan Komputer di seluruh Indonesia, lebih dari separuh atau lebih dari 850 program studi menampung lebih dari 500.000 mahasiswa tingkat D1 hingga D3. Setiap tahunnya dihasilkan 40.000 hingga 50.000 orang alumni per tahunnya.
“Kerjasama dengan Tech tidak saja mempercepat digitaliasi kampus yang menginduk ke dalam APTIKOM melalui Edufecta, namun secara otomatis kami dibantu dalam hal kemungkinan magang hingga talent management yang berguna bagi tracking alumni,” tuturnya.
Menurut Prof. Ir Zainal A. Hasibuan, Ph.D sistem akreditasi Pendidikan di Indonesia selain kerapihan data kampus adalah mix and match dengan industry yang artinya membutuhkan talent management system sebagai solusi juga strategi mengatasi masalah karir alumni dan kebutuhan industri.
Hal ini senada dengan tema Munas ke-6 APTIKOM Tahun 2022 yang diadakan di Bali pada 8-10 Desember yakni “Memberdayakan Kecerdasan Artifisial untuk Percepatan Transformasi Digital di Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Masyarakat 5.0”
CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) Ucu Komarudin, menuturkan program Edufecta sebelum bekerja sama dengan APTIKOM juga telah disambut baik oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APSTI). Program ini bisa membantu kampus-kampus di seluruh Indonesia beralih pada sistem digitalisasi dan membantu pengembangan pengelolaan kampus.
Dia menuturkan sejak awal tahun 2022, kolaborasi antara kampus dan Edufecta telah terimplemetasi di 181 kota 32 provinsi. Mayoritas kampus swasta tersebut dapat menikmati manfaat digitalisasi yang ditawarkan Edufecta.
Ucu Komarudin bersyukur program yang dilaksanakan oleh Edufecta tersebut secara langsung didukung oleh Kemdikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) yang menargetkan percepatan digitalisasi kampus.
“Kolaborasi kampus dan Edufecta selama ini sejalan dengan perkembangan era Industri 4.0 dan Society 5.0, dimana digitalisasi perguruan tinggi di Indonesia perlu dicapai secara cepat, merata dan berkelanjutan,” pungkasnya./Irish