JAKARTA, AKURATNEWS – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelenggarakan seminar online yakni Ngobrol Bareng Legislator dengan mengusung tema: “Media Sosial yang Mencerdaskan Demokrasi”. Seminar diselenggarakan pada hari Sabtu, 25 Maret 2023 melalui platform zoom meeting

Dalam seminar Ngobrol Bareng Legislator ini, terdapat empat narasumber yang berkompeten pada bidangnya, yaitu Dr. H. Jazuli Juwaini, MA yang saat ini menjabat sebagai Anggota Komisi I DPR RI. Narasumber kedua yakni Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI serta mengundang Hurriyah yang merupakan Direktur Eksekutif Puskapol UI serta Mabsuti Ibnu Marhas, SH, MH selaku Dewan Pengawas Radio Mandiri FM Cilegon. .

 Seminar Literasi Digital ini merupakan inisiasi yang di dukung oleh Kementerian Kominfo terhadap Program Ngobrol Bareng Legislator yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yakni untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis.

Baca Artikel Lainnya: Sketsa Serba-Serbi Sholat Subuh (4)

Selain itu juga untuk memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Ditjen APTIKA, serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.

Sesi pemaparan diawali oleh pengantar serta pembukaan yang disampaikan oleh Dr. H. Jazuli Juwaini, MA selaku anggota komisi I DPR RI. Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa,

“Demokrasi adalah sistem politik dimana rakyat memilih hak untuk memilih para pemimpinnya dan terlibat dalam pengembalian keputusan politik melalui mekanisme seperti pemilihan umum dan partisipasi dalam proses legislasi dan kebijakan. Sekarang ini media sosial bisa mempengaruhi opini publik, dimana media sosial dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi demokrasi jika digunakan dengan tepat,” kata Jazuli di Jakarta, Sabtu, 25 Maret 2023.

Baca Artikel Lainnya: Wajah Woro Widowati Mejeng di Billboard Raksasa Times Square New York

Lebih lanjut Jazuli menambahkan, “Adapun manfaat media sosial untuk demokrasi yaitu mempromosikan partisipasi, mendorong transparansi dan akuntabilitas, memfasilitasi dialog, debat publik dan membangun jaringan sosial dan dukungan. Maka dari itu mari kita jaga NKRI dengan menghadirkan demokrasi dan kebebasan yang bertanggung jawab berdasarkan Pancasila dan UUD NRI tahun 1945,” tambahnya.

Paparan keduadisampaikan oleh Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan bahwa,

“Sebagaimana yang telah diketahui bersama, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara kita beraktivitas dan bekerja. Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disubsi teknologi. Untuk mengahadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia,” kata Semuel.

Baca Artikel Lainnya: Kuliah Umum STIH Painan Membahas Logika Hukum dan Kaitannya dengan Berbagai Masalah Aktual Saat

Pemaparan yang ketiga disampaikan oleh Hurriyah yang merupakan Direktur Eksekutif Puskapol UI. Dalam paparanya beliau menyampaikan bahwa,

“Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Lalu media sosial merupakan platform digital yang memfasilitasi penggunanya saling berkomunikasi, berbagi informasi dan berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial dan demokrasi memiliki dua wajah yaitu membangun demokrasi dan merusak demokrasi, dimana membangun demokrasi yaitu literasi digital, kesadaran publik, solidaritas sosial, partispasi dan keterhubungan, kemudian sebaliknya yaitu merusak demokrasi dimana adanya ujar kebencian, berita bohong, polarisasi, pasukan siber dan propaganda. Maka kita harus menjadi pengguna media sosial yang cerdas dalam menggunakan platform media sosial dengan menciptakan ruang publik yang aman dan terealisasi,” papar Hurriyah.

Pemaparan terakhir disampaikan oleh Mabsuti Ibnu Marhas, SH, MH selaku Dewan Pengawas Radio FM Cilegon. Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa,

Baca Artikel Lainnya: Isu Terkait Artis Berinisial P Terlibat Kasus Pencucian Uang, Warganet Ramai Bermain Tebak-tebakan

“Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak, kebebasan kepada warga negaranya untuk berpendapat turut serta dalam pengembalian keputusan di pemerintahan. Prinsip demokrasi merupakan kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan di dalam negaranya. Didalam media sosial terhadap demokrasi di indonesia kita harus mengetahui rambu-rambu dalam bermedia sosial yaitu kita dilarang untuk menghina atau mencemarkan nama baik seseorang, kita sebaiknya tidak melanggar kesusilaan dalam bermedia sosial, tidak menyebarkan berita bohong dan tidak menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen, kemudian kita harus sebagai pengguna media sosial yang cerdas jangan sampai menyebarkan kebencian atau permusuhan individu ataupun masyarakat yang ada,” papar Mabsuti./Ib

By redaksi