AKURATNEWS – Pemulihan ekonomi di dalam negeri pasca pandemi Covid-19 dinilai PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan korporasi menutup akhir 2022 dengan pencapaian yang optimistis.

Dipaparkan Direktur Utama PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH), Billy Andrian, optimisme tersebut terlihat dari data pencapaian aset dan ekuitas korporasi yang secara konstan meningkat dibandingkan tahun lalu.

“Pemulihan ekonomi secara nasional pasca pandemic Covid-19 berimbas pada seluruh sektor termasuk di bidang yang menjadi cakupan bisnis TECH. Namun, kami optimistis menutup 2022 dengan kinerja yang positif sekaligus menargetkan pencapain lebih baik tahun depan,” ujar Billy dalam Public Expose PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) , Rabu (30/11).

Saham PT IndoSterling Technomedia Tbk yang dimiliki PT Indosterling Sarana Investa dan kini dipimpin Sean William Henley. Diketahui kepemilikan saham PT Indosterling Sarana Investa di TECH mencapai
910,34 juta lembar saham atau setara dengan 72,46 persen.

Saat ini, PT IndoSterling Technomedia Tbk memiliki sejumlah anak usaha, antara lain PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) yang bergerak dalam membuat sistem manajemen pendidikan terpadu, PT Technomedia Sarana Semesta (Renofax) yang fokus dalam pembuatan sistem PropTech.

Kemudian PT Digimedi Andalan Nusantara (PingPoint, Mancode.id, KarirGoGo dan Duitologi), yang menggarap penerbitan digital dan estate digital vertikal kepemilikan dan PT Technomedia Multi Sejahtera (KAWN), spesialisasi dalam membuat sistem terpadu untuk sektor Food and Beverage.

Lalu PT Technomedia Andalan Jaya (Stock Map, Sterling Alpha, Sentinel) bergerak dalam membuat
solusi dan platform industri keuangan dan pasar modal, dan PT Indosterling Lokamedia Makmur
(Lokamedia), bergerak dalam membuat platform hyperlocal untuk promosi UMKM.

Ucu Komarudin, CEO PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) menuturkan, saat ini Edufecta
adalah platform ekosistem EduTech terbesar di Indonesia untuk segmen pendidikan formal yang
telah terimplementasi di 21 provinsi dan 47 kota.

“Edufecta sukses bekerjasama mengoptimalisasi pembelajaran dengan seribu lebih Perguruan Tinggi Swasta, tahun depan kami mengincar pasar pendidikan dasar dan menengah sebagai bentuk komitmen dalam mendukung dan mempercepat digitalisasi di dunia pendidikan di Indonesia,” tuturnya.

Target tersebut terukur, jika melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pelajar di Indonesia pada tahun ajaran 2020/2021 tercatat ada sebanyak 45,21 juta. Dari jumlah tersebut, mayoritas atau sebanyak 24,84 juta siswa (54,95 persen) di antaranya merupakan siswa sekolah dasar (SD). Lalu untuk pelajar SMP sebanyak 10,09 juta dan 5,01 juta siswa adalah pelajar SMA.

“Tujuan dari perluasan market Edufecta tersebut kami lakukan tidak semata kepentingan komersial,
kami berharap dapat berkontribusi meningkatkan standar pendidikan Indonesia karena digitalisasi
pembelajaran menjadi kebutuhan yang tak bisa dihindari lagi pada masa sekarang,” pungkasnya.

Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki target percepatan digitalisasi yang dicanangkan sebagai salah satu misi program Merdeka Belajar. Pada tingkat Pendidikan dasar, Edufecta menargetkan dapat melayani lebih dar 45 juta siswa SD hingga SMA di lebih dari 200 sekolah di Indonesia.

Sebagai platform ekosistem EduTech terbesar di Indonesiam, Edufecta juga menyasar segmen pasar Corporate Upskilling dengan potensi lebih dari 20 juta perusahan di Indonesia yang membutuhkan pengelolaan data SDM yang handal dan selalu up to date.

Di kesempatan yang sama, Direktur Kawn dari PT Technomedia Multi Sejahtera, Yoas menuturkan, KAWN yang bergerak di bidang sistem terpadu untuk sektor Food and Beverage kini telah berkolaborasi bersama BCA untuk integrasi dengan EDC BCA dan sistem QR code.

“Kerjasama dengan pihak BCA meningkatkan protofolio profesionalitas sistem kami di mata pengguna, selain itu KAWN berkolaborasi dengan Accurate untuk mengembangkan fitur sistem akuntansi terintegrasi,” tuturnya.

Sebagai perusahaan berorientasi global, PT IndoSterling Technomedia Tbk memiliki Roadmap to Sustainability Measure and Net Zero yang menjadi bentuk dukungan nyata bagi komitmen Indonesia dalam mengendalikan dan menurunkan emisi secara global.

Indonesia adalah negara berkembang pertama yang mendukung secara langsung Paris Agreement Goal dan komitmen Nasional melalui UU No. 16 Tahun 2016 tentang pengesahan Paris Agreement dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen dari BaU atau 41 persen mendapat dukungan internasional pada 2030.

Langkah nyata Pemerintah Indonesia adalah menerapkan carbon pricing berupa carbon tax yang telah ditetapkan melalui Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Untuk saat ini, sesuai dengan UU HPP pajak karbon yang diperjualbelikan Rp 30 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau satuan yang setara.

Sepanjang 2021, operasional korporasi menghasilkan emisi karbon sebesar 66 ton dari penggunaan pengatur suhu ruangan (AC), penggunaan listrik untuk server hingga transportasi direksi dan karyawan.
Sebagai wujud nyata mendukung net zero carbon, PT IndoSterling Technomedia Tbk selain menjalankan sejumlah langkah untuk menekan produksi karbon juga melakukan pembelian karbon kredit sebesar 17 ton atau sekitar 25,7 persen karbon yang dihasilkan pada 2021. (NVR)

By Editor2